Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
14 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
13 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
3
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
12 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
15 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
12 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sudah Berusia Lanjut, Don Hasman Giat Jelajah Alam dan Orang Indonesia Pertama Penakluk Himalaya, Apa Resepnya?

Sudah Berusia Lanjut, Don Hasman Giat Jelajah Alam dan Orang Indonesia Pertama Penakluk Himalaya, Apa Resepnya?
Don Hasman. (tempo)
Selasa, 14 Februari 2017 09:34 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Usianya sudah menginjak 77 tahun. Don Hasman, namanya. Namun, pria yang berprofesi sebagai fotografer ini masih aktif dan setia dengan kegiatan mendaki dan menjelajah ke berbagai pelosok negeri. Siapapun yang pernah bertemu pasti akan kagum dengan prestasinya.

Om Don -begitu dia akrab disapa, telah mendaki banyak gunung di dunia dan menjelajah suku-suku pedalaman.

Dia adalah orang Indonesia pertama yang mendaki Himalaya pada 1978. Selain itu, dia juga melakukan pendakian ke puncak Gunung Kilimanjaro di Tanzania pada 1985. Pendakian ke Gunung Gede Pangrango bahkan sudah dilakukannya lebih dari 200 kali.

Di usia yang tak lagi muda, tentu ada tantangan tersendiri saat melakukan kegiatan mendaki dan menjelajah. Om Don pun membagi kiatnya kepada khalayak.

Agar pendakian cukup aman, bagi Om Don, yang utama adalah persiapan. Lakukan persiapan sejak jauh hari, mulai dari logistik, kesehatan, obat-obatan, dan lain lain. Persiapan dilakukan minimal delapan minggu sebelum keberangkatan.

Ini diperlukan agar bisa melakukan latihan aerobik dan anaerobik secara intensif. Karena ini untuk meningkatkan hemoglobin, sehingga dapat mengangkut oksigen dari paru-paru untuk disebarkan ke seluruh tubuh.

Logistik juga harus seimbang. Disarankan tidak membawa nasi maupun mi instan, karena ini akan sangat merepotkan. Disarankan membawa granola dengan kalori yang tinggi dan banyak. Makanan rata-rata mengandung 2.500 kalori, tergantung berat badan. Jika berat badan berlebih, maka perlu kalori yang lebih.

Bawalah air yang mengandung ion mineral 2,5- 3,5 liter. Sebaiknya, bukan air mineral biasa. Filter, serupa alat, dapat menjadi pengganti untuk memenuhi kebutuhan air selama perjalanan.

Konsultasi ke dokter sebelum pendakian juga tidak kalah penting. Kenali karakter kesehatan Anda sebelum berpergian.

Siapkan obat-obatan. Tak lupa kenali kondisi alam dimana Anda akan pergi. "Saya pikir jika sesuatu sudah diperhitungkan, maka tak akan ada kendala. Kendala yang tak bisa dihindari manusia adalah gejala alam," katanya.

Menurutnya, pendakian memberi banyak manfaat karena berhadapan dengan alam, udara yang bersih, dan pemandangan yang indah. Baik pula untuk ekonomi masyarakat setempat seperti tempat penginapan dan jasa pemandu.

"Sebaiknya, tidak mencoba mendaki tanpa pemandu. Jika Anda memiliki uang lebih, sebaiknya gunakan pemandu. Daripada hilang, lalu mati," ujarnya.

Ketika berpergian Om Don selalu memiliki tujuan. Agar memiliki manfaat, maka Om Don selalu merancang tujuan untuk apa dia pergi. "Saya pergi untuk menjaga hubungan dengan relasi dan membuat buku foto. Meski tujuan itu yang diutamakan, namun tetap dinikmati," katanya.  

Berpergian, termasuk mendaki, adalah upayanya mencari kegiatan. Kegiatan ini dapat menyumbang untuk menjaga kesehatan. Sebab, dengan berpergian maka Anda bertemu banyak orang. Di lokasi tujuan, Anda juga akan mendapat udara yang bersih dengan panorama alam luar biasa.

"Nah, salah satu outputnya adalah buku. Buku menjadi nilai tambah sehingga kegiatan ini dapat menghasilkan sesuatu," ungkapnya. ***

Sumber:Tempo.co
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/