Pengusaha Jernang di Lhokseumawe Merugi
Penulis: Firman Deski
LHOKSEUMAWE – Pengusaha pengolahan getah buah rotan jernang di Kota Lhokseumawe, mengalami kerugian akibat tingginya biaya operasional dan tidak diimbangi harga jual.
Salah seorang pengusaha buah rotan jernang di Kota Lhokseumawe, Safaruddin, mengatakan, biaya operasional yang dikeluarkan untuk membeli buah jernang yang masih mentah, untuk 100 kilogram mencapai Rp45 juta.
Apabila sudah ditumbuk halus dan menjadi tepung, maka beratnya hanya mencapai 30 kilogram. Sehingga sangat tidak seimbang dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan untuk membeli buah yang masih mentah.
“Biaya operasional yang dikeluarkan cukup tinggi dan belum lagi biaya untuk transportasi saat dikirim ke Medan, juga sangat tinggi. Sehingga kami mengalami kerugian,” ujar Safaruddin.
Biaya transpotasi untuk pengiriman barang ke Medan, katanya, sebesar Rp2 juta, sedangkan harga jual hanya berkisar Rp 1,6 juta saja. “Apabila ada permintaan, maka transaksinya lebih baik di Aceh saja dan tidak perlu di Medan. Selain membutuhkan biaya yang cukup besar, juga sangat membuang-buang waktu,” tutur Safaruddin.
Ia mengaku sudah tiga tahun menjadi pengusaha buah jernang dan baru sekarang mengalami kerugian hingga mencapai Rp 12 juta. Buah jernag tersebut, diperoleh dari beberapa kabupaten yang melakukan budidaya, seperti di Kabupaten Aceh Tenggah, Aceh Barat dan sebagian di Aceh Utara.
“Saya kemudian menjualnya ke Medan, kemudian pengusaha di Kota Deli tersebut baru mengekspor ke Negara Cina,” kata Safaruddin.
Editor | : | Zainal Bakri |
Kategori | : | Ekonomi |