Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
23 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
2
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
23 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
3
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
22 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
4
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
5
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
22 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
6
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Rp30 Triliun Anggaran BPJS untuk Biayai Pengobatan Penyakit Akibat Rokok

Rp30 Triliun Anggaran BPJS untuk Biayai Pengobatan Penyakit Akibat Rokok
Ilustrasi puntung rokok. (republika.co.id)
Senin, 20 Februari 2017 20:01 WIB
JAKARTA - Sekitar 30 persen anggaran BPJS Kesehatan habis untuk membiayai pengobatan penyakit akibat mengkonsumsi rokok. Data itu diungkapkan Komite Nasional Kajian Obat dan Farmakoterapi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Masfar Salim.

"Di BPJS Kesehatan, 30 persen persen biaya asuransi untuk orang-orang yang konsumsi rokok," kata dia di Kantor PB IDI Jakata, Senin (20/2), seperti dikutip dari republika.co.id.

Masfar menjabarkan selama ini anggaran BPJS Kesehatan sebesar Rp30 triliun habis untuk mengobati penyakit seperti stroke, jantung, paru dan lain-lain yang disebabkan rokok.

Selain itu, berdasarkan data yang ada, cukai yang dihasilkan dari tembakau nilainya Rp180 triliun. Namun, penyakit yang harus diobati akibat tembakau nilainya empat kali lipat dari Rp180 triliun.

"Luar biasa dampaknya. Merugikan rakyat, secara totalitas membunuh diri sendiri," tutur Masfar.

Ia menegaskan, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan akibat mengkonsumsi rokok sangat tinggi. Hal itu salah satu alasan penolakan IDI terhadap rancangan undang-undang (RUU) Pertembakauan.

Hal tersebut membuatnya mengusulkan untuk mengubah pembiayaan asuransi kesehatan terhadap pasien yang sakit akibat rokok.

''Saya sudah usul, asuransi cukup menanggung 75 persen saja, sisanya biar membayar sendiri. Itu kan penyakit yang dibuat sendiri,'' jelasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/