Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
24 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
23 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
3
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
24 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
23 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
6
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
24 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kelaparan, 6 Juta Rakyat Somalia dalam Kondisi Sekarat

Kelaparan, 6 Juta Rakyat Somalia dalam Kondisi Sekarat
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia. (republika.co.id)
Rabu, 08 Maret 2017 10:01 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan kunjungan darurat ke Somalia dan menyaksikan langsung kondisi jutaan rakyat negara terebut yang menderita kelaparan akut.

Antonio Guterres meminta dukungan internasional untuk segera mengatasi bencana kelaparan yang semakin memburuk di Somalia.

Korban kelaparan juga terjangkit wabah kolera yang disebabkan lingkungan tidak layak. Guterres mengatakan krisis kelaparan di Somalia butuh responss masif dan gesit dari komunitas internasional.

Bencana kelaparan ini menimpa setengah dari populasi Somalia. Sekitar enam juta orang butuh bantuan darurat untuk bertahan hidup. ''Setiap orang yang kami lihat punya cerita pribadi yang sangat penuh penderitaan, tidak bisa dijelaskan,'' kata Guterres.

Ia melihat seorang pria dengan tulang yang hanya berbalut kulit. Perempuan dan anak-anak terjangkit kolera di Baidoa, sekitar 243 km dari ibu kota Mogadishu. Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Guterres sebagai Sekjen PBB.

''Berada di tengah-tengah kelaparan dan kolera di Somalia. Saya mendengar cerita menyedihkan soal penderitaan dan melihat rakyat yang terus berharap. Dunia harus bertindak sekarang,'' kata dia dalam akun Twitternya seperti dikutip Aljazeera, Selasa (7/3).

Kelaparan di Somalia adalah hasil dari kekeringan berkepanjangan. Buruknya pengelolaan pasokan pangan dan akses terhadap air bersih membuat kondisi terus memburuk hingga sekarang. Guterres mengatakan orang-orang ini sekarat.

''Konflik, kekeringan, perubahan iklim, penyakit, kolera. Kombinasi mimpi buruk,'' katanya. Kolera di Baidoa menjangkit orang dewasa dan anak-anak, membuat mata mereka cekung dan tulang rusuk terlihat jelas.

Guterres mengunjungi sebuah kamp yang dihuni oleh ratusan keluarga. Mereka tinggal di sana sebagai pengungsi karena wilayah rumah mereka mengalami kekeringan parah. Selain itu wilayah jadi sasaran pertempuran pemerintah dengan kelompok Al-Shabab.

''Ini membuat saya sangat sedih, fakta di dunia, bahwa banyak kekayaan tapi hal seperti ini masih terjadi. Tidak bisa dipercaya,'' kata dia. Kunjungan Guterres ditemani oleh pejabat tinggi wilayah dan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Ia dilindungi pasukan bersenjata untuk menghindari kemungkinan serangan. Menurut laporan, Somalia butuh sekitar 4 miliar dolar AS untuk mengatasi konflik dan kelaparan.

Tak hanya Somalia, negara tetangga, seperti Nigeria, Yaman, dan Sudan Selatan juga telah mendeklarasikan bencana kelaparan.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/