Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
5 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Beroperasi di Pekanbaru Sejak April 2016, Jet Tempur F-16 yang Tergelincir di Landasan Pacu Bandara SSK II Layak Terbang

Beroperasi di Pekanbaru Sejak April 2016, Jet Tempur F-16 yang Tergelincir di Landasan Pacu Bandara SSK II Layak Terbang
Bentuk Jet Tempur F-16 Fighting Falcon milik Lanud Roesmin Nurjadin yang mengalami insiden di landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Selasa sore kemarin (Foto: Dokumen GoRiau.com)
Rabu, 15 Maret 2017 02:35 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang tergelincir saat mendarat di landasan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa (14/3/2017) sore kemarin tidak memiliki masalah dan layak terbang.

Ini dibenarkan Komandan TNI AU Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Marsma Henri Alfiandi. Menurut dia pesawat ini baru dioperasikan di Lanud Roesmin Nurjadin pada April 2016 lalu. Artinya, jet tempur ini belum genap setahun.

"Sebelumnya dioperasionalkan di Lanud Iswahyudi, lalu sejak April 2016 dibawa ke Lanud Roesmin Nurjadin, itu kondisinya dinyatakan layak terbang. Bukan tua atau muda tapi layak terbang," yakin Jenderal bintang satu ini dalam konfrensi persnya.

Dia menjabarkan, jet tempur F-16 yang mengalami insiden tersebut merupakan F-16 Tipe B dengan tempat duduk ganda. Pesawat ini dibeli baru oleh TNI AU pada tahun 1991-1992, dan menjadi salah satu armada tempur udara yang cukup diandalkan.

Marsma Henri Alfiandi pun memastikan bahwa pihaknya masih akan menyelidiki lebih dalam terkait penyebab tergelincirnya pesawat tempur itu. Yang jelas secara umum, penyebab utamanya karena ada masalah pada sistem breaking (pengereman, red).

Jet tempur yang diterbangkan Lettu Pnb Marko dan Mayor Pnb Andri tersebut mengalami masalah saat mendarat di landasan pacu. F-16 ini sempat terbalik dan keluar dari landasan sejauh 200 meter, sehingga mengalami kerusakan pada ekor dan bagian depan.

Beruntung kedua pilot tidak mengalami cidera. Meski demikian mereka tetap dibawa ke RS TNI AU Roesmin Nurjadin untuk menjalani pemeriksaan, serta recovery fisik maupun psikisnya. Hal itu, kata dia, memang sudah menjadi prosedur yang wajib diterapkan. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/