Arief Yahya: Bono Memang Jadi Prioritas, Kabupaten Lain Jangan Iri, Tapi Harus Ikut Suport
Penulis: Muslikhin Effendy
Pasalnya kata dia, Bono adalah destinasi yang benar-benar bisa menjadi pintu gerbang bagi destinasi wisata lainnya.
"Kita sangat selektif, karena kita pilih Bono, Kabupaten lain tidak boleh iri. Nah kebetulan nih ada pak Edwar, maaf pak ya, Pekanbaru tetap menjadi transit jadi otomatis kebagian jugalah," canda Menpar Arief Yahya saat memberikan keterangan pers didampingi Gubernur Riau, Kadispar Riau dan PJ Walikota Pekanbaru, Edwar Sanger, Kamis (16/3/2017) di Kementerian Pariwisata Jakarta.
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya juga berharap, agar Kabupaten lain tetap mendukung dan memberikan suport. "Jadi begini, kalau Bono sudah jalan, otomatis, wisatawan itu akan penasaran dengan destinasi lain. Jadi nantinya bisa diarahkan misalnya ke Istana Siak, Candi Muara Takus dan lain sebagainya," kata dia.
Menpar Arief juga sempat mengingatkan ke Pihak Pemprov Riau, bahwa selama ini pembuatan promo video atau gambar visual dianggap belum bisa menarik wisatawan luar negeri. "Jadi masih kurang bagus dan tak tepat sasaran. Nanti kita bantu dengan menerjunkan tim kesana," tegasnya.
Kemenpar akan support dalam promosi untuk mendatangkan wisatawan ke Riau. "Nanti kita akan kirim tim Kemenpar ke Bono. Kita juga akan ajak Menteri Pariwisata Thailand berkunjung ke Riau," paparnya.
Masih menurut Menpar Arief, Riau punya banyak keunggulan, pertama, proximity, lokasi yang strategis, berdekatan dengan negara tetangga Malaysia, Singapora, Thailand Selatan. Dekat secara geografis atau dekat dalam jarak, dan dekat secara kultural, budaya Melayu.
Kedua, lanjut Arief Yahya, Riau punya pendapatan perkapita tinggi, mencapai USD 9.252, yang merupakan tertinggi ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Kaltim. Sehingga, investasi di portfolio business lain masih sangat berpotensi untuk dilakukan. Ketiga, Menpar Arief selalu menyebut CEO Commitment, karena itu sudah 50% kesuksesan.
Menpar Arief juga mengungkapkan, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman, sangat berkomitmen mengembangkan Pariwisata, karena itu harus direspons serius.
"Ke depannya, hal ini harus dibuktikan dengan alokasi anggaran di sektor Pariwisata yang lebih tinggi, lebih konkret untuk membangun destinasi dan infrastruktur dasar pariwisata. Juga harus menempatkan kadispar dari orang yang terbaik di jajarannya," kata Arief Yahya.
Soal 3A, kata Arief, Akses Atraksi dan Amenitas, juga harus dilihat dengan cermat. Setiap pengembangan destinasi, harus dibedah dengan rumis 3A itu. "Soal atraksi, Riau punya Bono, surfing di sungai, paling unik di dunia. Keunikan ini bisa menjadi nilai jual tersendiri yang cepat untuk membuat tersohor," ungkap Arief Yahya.
Soal aksessibilitas, kata dia, harus ada peningkatan koneksi Airlines ke Riau. Menpar Arief Yahya menantang Riau untuk mencapai target 1 juta wisman! "Karena itu akses dan atraksi itu harus dijadikan world class semua," ungkap Arief.
Sedangkan soal Amenitas, akan dibuat KEK Bono seluas 600 Ha, dengan membentuk badan usaha gabungan antara BUMD dan investor. "Kalau sudah punya KEK, Kawasan Khusus Pariwisata, maka akan semakin kuat dayanpikatnya ke wisman. Apalagi punya kedekatan?" tuturnya.
Ditempat yang sama, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Gelombang Bono berada dibarisan paling depan. "Ia akan menjadi penghela atas deretan panjang pesona lain, semisal Pacu Jalur di arus Sungai Kuantan sampai ritual Bakar Tongkang di Kota Bagansiapi-api," ungkap Gubernur Riau yang biasa akrab disapa Andi Rachman.
"Menjadi semacam gerbang dalam mengenalkan lebih dekat lagi tentang keunikan Pantai Solop, zapin api, Tour De Siak, sampai tradisi 'perang air' di Meranti," katanya lagi. (*/dnl)
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau, DKI Jakarta |