Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
4 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
2 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
1 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
52 menit yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Duh... Sekitar 20 Persen Anak Usia SD dan SMP di Indonesia Mengalami Gangguan Kesehatan Mata

Duh... Sekitar 20 Persen Anak Usia SD dan SMP di Indonesia Mengalami Gangguan Kesehatan Mata
ilustrasi. (lifezen)
Sabtu, 18 Maret 2017 11:02 WIB

YOGYAKARTA - Sekitar 10 - 20 persen anak-anak Indonesia usia sekolah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga SMP, memiliki masalah kesehatan mata. Setidaknya, sebagian mengalami gangguan rabun jauh.

Celakanya, sebagian besar dari mereka itu tidak mengetahui jika mengalami ganguan mata. Masalah gangguan kesehatan mata ini baru diketahui setelah melakukan pemeriksaan kesehatan mata.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, dr Suhardjo mengatakan, deteksi dini kesehatan mata ini sangat perlu dilakukan, baik oleh orang tua, masyarakat, hingga anak-anak.

"Padahal kalau dilakukan pemeriksaan sejak dini, 40 persen gangguan penglihatan itu bisa dihindari, bahkan dicegah supaya tidak sakit," papar dokter di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta ini, Jumat (17/3/2017).

Hal itu disampaikan sebelum digelar seni pertunjukan wayang kulit semalam suntuk di Balai Desa Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo. Ki Anom Sucondro sebagai dalang, pagelaran wayang kulit ini akan dimulai pukul 20.00 WIB pada Sabtu, 18 Maret 2017.

Selain memupuk kecintaan pada seni tradisi, pagelaran wayang mengambil lakon 'Jumenengan Parikesit' ini juga sebagai sarana edukasi kesehatan dan hiburan pada masyarakat.

"Apa yang bisa diabdikan Fak Kedokteran UGM untuk masyarakat adalah untuk menghibur, sekaligus mengedukasi masyarakat," kata dr Suhardjo yang juga ketua panitia pagelaran wayang ini.

Menurutnya, seni pertunjukan wayang menjadi salah satu media yang mampu mendidik masyarakat. Dalam pagelaran wayang itu sendiri akan disisipkan pesan-pesan kesehatan dalam alur cerita yang dimainkan dalang.

"Kita memberikan pesan-pesan kesehatan di dalamnya karena wayang itu merupakan salah satu dari beberapa media yang diyakini mampu mendidik masyarakat," katanya.

Melalui kegiatan pagelaran wayang kulit sebagai upaya edukasi kepada masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM berharap agar risiko-risiko penyakit bisa berkurang. Tak hanya pada masalah kesehatan mata, tapi juga kesehatan secara umum.

"Intinya, wayang menjadi sarana untuk menyampaikan informasi kesehatan sekaligus mengatasi ketidaktahuan masyarakat,” kata dia.

Selain pagelaran wayang kulit, Fakultas Kedokteran UGM juga menyelenggarakan kegiatan bakti sosial. Mulai dari kegiatan bedah rumah, pemeriksaan kulit, pemeriksaan anak, maupun pemeriksaan mata anak dan pemberian kacamata anak gratis di Kulon Progo ini.(snd)

Editor:Arie RF
Sumber:sindonews.com
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77