Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
22 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
2
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
Umum
20 jam yang lalu
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
3
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
22 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
4
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
23 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
5
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
Olahraga
22 jam yang lalu
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
6
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Umum
20 jam yang lalu
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasional

Relawan Anies-Sandi Tangkap 6 Mobil Berisi Sembako Tim Kotak-kotak, Anehnya Kapolres Tolak Barang Bukti Dibawa ke Kantor Panwas

Relawan Anies-Sandi Tangkap 6 Mobil Berisi Sembako Tim Kotak-kotak, Anehnya Kapolres Tolak Barang Bukti Dibawa ke Kantor Panwas
Sejumlah mobil berisi sembako yang berhasil ditahan.(republika.co.id)
Senin, 17 April 2017 15:17 WIB
JAKARTA- Relawan Rumah Juang Anies-Sandi berhasil menangkap enam mobil berisi sembako di kawasan Kalideres, Ahad malam (16/4).

Dikutip dari republika.co.id, paket sembako itu ditemukan disebuah gudang milik warga dan siap dibagikan.

"Peristiwanya terjadi kemarin menjelang Maghrib. Saat itu ada warga di RW 4 Kelurahan Pegadungan, lapor kepada seorang RT, katanya ada pembagian sembako namun dia tidak dapat. Padahal kata warga dia sudah menyerahkan kartu keluarga agar bisa mendapat jatah sembako itu,'' kata seorang relawan Rumah Juang Anies-Sandi, Jerindoen, Senin (17/4).

Menurut Jeri, warga mempertanyakan pembagian sembako itu karena pada tanggal 12 April lalu, sekelompok orang yang berseragam kotak-kotak telah datang ke tempatnya untuk meminjam kartu keluarga warga agar nanti bisa dibagikan sembako. Maka warga pun mengadu kepada pihak RT, mengapa mereka tak dapat sembako itu, padahal yang lain sudah dapat. Selain mengadu warga pun kemudian mengajak pihak RT untuk mengecek sendiri ke sebuah tempat yang dijadikan tempat pembagian sembako.

''Maka Pak RT pun pergi ke tempat pembagian sembako. Dan di sana memang sudah berkumpul banyak orang yang tengah menunggu pembagian sembako. Selanjutnya Pak RT bersama warga kemudian mengecek tempat penimbunan sembako yang ternyata disimpan dalam sebuah gudang. Pak RT pun meminta izin untuk masuk, tapi tidak diperbolehkan oleh sejumlah orang. Karena tidak diizinkan, maka PK RT melapor kepada seorang tokoh warga agar segera datang untuk mengeceknya,'' kata dia.

Setelah tokoh warga itu datang, terpaksa penjaga gudang membukanya. Setelah masuk, ternyata di dalam gudang itu sudah menumpuk begitu banyak sembako yang sebagian sudah dimasukkan ke dalam enam mobil angkut, yakni tiga mobil pikap dan tiga mobil boks.

Dalam gudang itu juga sudah berkumpul sejumlah orang yang berseragam kotak-kotak yang akan menyalurkan sembako ke banyak tempat.

"Di situlah kemudian Pak RT dan tokoh itu pun mengontak saya. Ini mereka lakukan karena sebelumnya sudah ada wanti-wanti agar warga tak usah menerima sembako. Nah, ketika saya datang saya melihat tumpukan sembako yang sudah siap diangkut di dalam enam mobil tersebut,'' kata Jeri.

Maka, lanjut dia, ia pun segera menelepon pihak Panwas. Setelah petugas Panwas datang, maka bersama warga, keenam mobil yang sudah dimuati sembako tersebut dibawa ke Kantor Polsek Cengkareng.

''Namun, lucunya ketika kami melapor dan bermaksud membawa sembako itu ke kantor Panwas sebagai barang bukti, pihak Kapolres menolaknya. Polisi berkeras agar barang tersebut ditaruh di Polseknya saja. Maka kami pun berdebat keras. Sebagai jalan tengah, maka kami pun meminta agar dibuatkan surat pernyataan dari pihak Polsek bahwa barang bukti itu disimpan di situ. Awalnya tidak mau, akhirnya Kapolsek bersedia, meski surat pernyataan itu ditulis memakai selembar kertas biasa dan memakai tulisan tangan. Kami memang merasa aneh atas sikap polisi ini,'' katanya.

Jeri berharap agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kepada pihak aparat keamanan dan perangkat KPU serta Bawaslu diharapkan dapat benar-benar netral dan bertindak adil. ''Kami tidak ingin pilkada Jakarta ini dicederai oleh kejahatan pemilu,'' ujarnya.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/