Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
3
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
4
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
22 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
5
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
6
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Cerita Driver GoJek Dibalik Pro-Kontra Kehadiran Ojek Online di Pekanbaru

Cerita Driver GoJek Dibalik Pro-Kontra Kehadiran Ojek Online di Pekanbaru
Ilustrasi GoJek
Kamis, 20 April 2017 10:01 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Ojek Online atau nama bekennya GoJek resmi menancapkan 'benderanya' di Kota Pekanbaru mulai awal April 2017 kemarin. Perekrutan para driver juga sudah dilakukan dan cukup mendapatkan antusias. Kalangan mahasiswa hingga karyawan pun ramai-ramai mengadu peruntungan.

Dibalik itu, kehadiran GoJek di Kota Pekanbaru juga menuai Pro dan Kontra sejumlah kalangan, bahkan jauh sebelum resmi beroperasi. Namun bak angin lalu, GoJek nyatanya sudah 'tancap gas' dan mulai meraup pundi-pundi uang dari setiap pemesanan transportasi yang digadang-gadang berbasis tekhnologi aplikasi online ini.

Setiap hari para driver GoJek seliweran membelah jalanan Kota Pekanbaru, lengkap dengan jaket hijaunya. Penumpang tinggal buka aplikasi, pilih Go-ride lalu atur lokasi penjemputan dan tujuan, maka tak lama driver yang terhubung akan langsung merespon. Di smartphone juga sudah tertera biaya yang mesti dibayar, sesuai jarak tempuh. Tinggal siapkan uangnya saja tanpa mesti nego-nego.

Penasaran, GoRiau.com (GoNews Grup) pun coba menjajal pelayanan ojek berbasis online tersebut. Begitu tiba di lokasi penjemputan, driver GoJek langsung memberikan helm yang memang sudah disediakan untuk penumpang. Mesin motor lalu dinyalakan, dan driver pun menggeber kendaraannya sesuai tujuan.

Kata si driver, sudah ada sekitar puluhan pengojek online seperti dirinya yang bergabung di GoJek Pekanbaru. Sebagian adalah karyawan, lainnya dari kalangan mahasiswa. "Nyambi kerja, ada yang nyambi kuliah, buat nambah pemasukan. Yang berumur juga ada, tapi anak muda lebih banyak," obrol driver tersebut.

Pria beranak satu ini melanjutkan, untuk diterima jadi driver GoJek, tim perekrutan menerapkan beberapa standar yang mesti dipenuhi, semisal memiliki Surat Izin Mengemudi motor (SIM C), surat kendaraan (STNK) hingga fungsi pendukung sepeda motor seperti spion, lampu dan sebagainya. "Ada tes dan seleksi lainnya juga," sambungnya.

Para driver ini nanti akan mendapat keuntungan sekian persen dari setiap transaksi. Mereka juga tidak terikat, karena pola order dari pemesan ojek bisa dipilah pilih oleh setiap driver. Artinya siapa yang 'menyahut' duluan panggilan pemesan ojek di aplikasi, dia-lah yang dapat rejeki. Tidak ada jam kerja khusus, karena kapan pun bisa, tergantung apakah ada pemesan.

Jika dilihat-lihat, pola GoJek sebetulnya tak jauh beda dari sepuhnya pengojek lokal yang mengadopsi cara tradisional. Bahkan sistem booking pengojek lokal yang acap mangkal dipersimpangan ini juga tak kalah praktis. Ya, bisa dipesan hanya dengan modal sms atau by phone (jika sudah kenal, red) tanpa mesti utak atik aplikasi.

Tentunya, antara GoJek dan tukang ojek lokal punya pangsa pasar berbeda, karena belum tentu semua orang melek dengan tekhnologi seperti andalannya si ojek online. Bahkan biaya pengantaran oleh pengojek lokal bisa dinegokan sesuai kantong. Tarif perkilometernya juga tak jauh mencolok. Jadi tergantung selera konsumen ingin pilih yang mana.

"Kadang-kadang masih khawatir, misalnya jemput-jemput pemesan melewati simpang yang ada tukang ojeknya, nanti dikira ngambil penumpang mereka," beber si driver menjawab salah satu alasan kenapa jaket GoJeknya dipasang terbalik (bagian dalam dipasang di luar, red).

Apa pun itu, yang jelas masyarakat Kota Pekanbaru kini punya banyak alternatif pilihan, apalagi dengan hadirnya si kompetitor hijau (GoJek). Siapa saja bisa gabung asalkan memenuhi syarat. Bahkan ada juga beberapa orang driver wanita gabung di GoJek Pekanbaru.

Yang jelas walau baru 'seumur jagung', bisnis GoJek di Pekanbaru kian dilirik. Promosi ojek online ini juga gencar dijejaring sosial, salah satunya Instagram. Selain itu layanannya juga tak sekedar antar penumpang saja, namun juga makanan, belanjaan dan lainnya. Pemesan membayar setelah pesanan tiba.

"Kalau saat ini terima orderan pesanan makanan masih mikir-mikir dulu. Nanti udah dibeliin, eh pas ngantar tahu-tahunya nggak ada orangnya. Mungkin cuma iseng ngerjain. Jadi tekor duit sendiri. Kalau ngantar penumpang enggak masalah, cuma apesnya kadang-kadang pas sampai, si pemesan bilang cancel, karena udah dijemput," tutup si driver. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/