Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
15 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasional

Yusril Nilai Pemerintah Terkesan Beri Angin Segar kepada Kaum Kiri dan Pojokkan Umat Islam

Yusril Nilai Pemerintah Terkesan Beri Angin Segar kepada Kaum Kiri dan Pojokkan Umat Islam
Yusril Ihza Mahendra memberikan keterangan saat sidang terdakwa kasus penyebaran kebencian di media sosial Rizal Kobar dan Jamran di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (15/5/2017). (tribunnews.com)
Senin, 15 Mei 2017 21:17 WIB
JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra menilai penegakan hukum di Indonesia saat ini terkesan mencerminkan bahwa pemerintah memberi angin segar bagi kelompok ''kiri''.

Sebaliknya, menurut Yusril, pemerintah terkesan memojokkan kelompok Islam.

Hal itu disampaikan Yusril usai memberi kesaksian dalam kasus dugaan makar yang melibatkan Zamran dan Rizal Kobar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Senin (15/5/2017) pagi.

Yusril mengaku tidak mengerti mengenai maksud dan tujuan pemerintah menciptakan ''image'' tersebut.

''Saya tidak mengerti kebijakan penegakan hukum sekarang seperti apa. Saya juga tidak mengerti kenapa pemerintah menciptakan ''image'' tidak menyukai kelompok Islam. Itu berarti mengusir rakyat sendiri,'' jelasnya.

Ia memberi contoh lemahnya kepercayaan publik kepada hukum adalah seperti protes umat Islam kepada Basuki Tjahaja Purnama, terpidana kasus penistaan agama yang masih terus berlangsung hingga sekarang.

''Saya kira protes sudah berhenti saat Pak Ahok sudah kalah di Pilkada dan mendapat hukuman,'' kata Yusril.

''Pembiaran yang dilakukan pemerintah akan menciptakan reaksi semacam itu,'' pungkas Yusril.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Politik, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/