Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
23 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
23 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
22 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
9 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
6 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

100 Ribu Warga Sipil Mosul Terjebak di Tengah Pertempuran, Dijadikan Perisai Manusia

100 Ribu Warga Sipil Mosul Terjebak di Tengah Pertempuran, Dijadikan Perisai Manusia
Warga sipil berjalan menuju posisi tentara Irak setelah melarikan diri dari rumah mereka karena bentrokan di lingkungan Shifa di Mosul barat. (sindonews)
Minggu, 18 Juni 2017 14:23 WIB
NEW YORK - Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengungkapkan lebih 100 ribu warga sipil masih terjebak di belakang garis pertahanan ISIS di Mosul.

''Warga sipil ini pada dasarnya dianggap sebagai perisai manusia di Kota Tua,'' kata perwakilan UNHCR yang memimpin di Irak, Bruno Geddo. Pernyataannya merujuk pada distrik bersejarah di Mosul tempat militan dikepung oleh pasukan pemerintah Irak.

''Hampir tidak ada makanan, air, listrik, bahan bakar. Penduduk sipil ini hidup dalam situasi penaklukkan dan kepanikan yang semakin memburuk karena mereka dikelilingi oleh pertempuran," seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (18/6/2017).

Menurut Geddo Kota Tua adalah labirin yang sangat padat, labirin gang dimana pertempuran harus dirlakukan dengan berjalan kaki, rumah demi rumah.

Sekitar 200.000 orang diperkirakan terjebak di belakang garis pertahanan ISIS pada bulan Mei. Namun jumlahnya sejak itu turun karena pasukan pemerintah telah mendorong lebih jauh ke kota terdalam.

Serangan untuk merebut kembali Mosul, ibukota de facto ISIS di Irak, dimulai pada 17 Oktober dengan dukungan utama udara dan darat dari koalisi internasional pimpinan AS.

Pasukan pemerintah Irak kembali ke Mosul timur pada bulan Januari, sebulan kemudian memulai ofensif di sisi barat yang berlangsung di Kota Tua.

Jatuhnya Mosul pada akhirnya akan menandai berakhirnya separuh ''kekhalifahan'' Irak. Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, lewat sebuah pidato di sebuah masjid bersejarah di Kota Tua tiga tahun lalu memproklamirkan berdirinya kekhalifahan yang mencakup wilayah-wilayah di Irak dan Suriah

Sekitar 800 ribu orang, lebih dari sepertiga populasi sebelum perang di kota Irak utara, telah melarikan diri. Mereka mencari perlindungan kepada teman dan keluarga atau di kamp-kamp.

Pasukan Kurdi yang didukung oleh serangan udara AS juga mengepung pasukan ISIS di kota Raqqa, ibukota de facto ISIS, di negara tetangga Suriah.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/