Siap Pimpin PWI dan Janji Prioritaskan Kesejahteraan Anggota, Yanto Budiman: Kedepan Harus Pintar Mandiri
Penulis: Muslikhin Effendy
Keinginan kuatnya maju memperebutkan ketua PWI Riau itu bukan sekadar "gagah-gagahan" saja. Hal yang menjadi prioritasnya yakni bagaimana memperbaiki struktur organisasi tersebut ke arah yang lebih baik dan positif terutama mensejahterakan anggota-anggota yang tergabung dalam PWI Riau.
"Pekerjaan Rumah (PR) yang tertunda harus segera dieksekusi kedepan. Jika amanah jabatan ketua diberikan, saya akan menitikberatkan pada kepentingan anggota PWI secara bersama-sama," kata Yanto, kepada awak media, Sabtu (17/06/17).
Selama ini, kata Plt Bendahara PWI Riau itu, banyak aspirasi dari anggota yang tergabung dalam PWI Riau, belum terpenuhi dan terakomodir. Meskipun, saat ini dia mengklaim kepengurusan selama ini dinilai cukup baik.
"Anggota harus mendapat manfaat langsung atau tidak langsung. Semua ini akan kita rumuskan dalam program yang sudah dirancang nanti," paparnya.
Program itu katanya, melakukan penguatan kepada fungsi organisasi dan pelayanan dan kontribusi yang harus didapatkan oleh anggota PWI. Jadi, bukan hanya sekadar bergabung menjadi anggota.
"Sebenarnya, problem mendasar itu ada pada pertanyaan, apa manfaat bergabung di PWI. Ini yang harus dikuatkan dan dijelaskan kepada anggota sehingga anggota nyaman bergabung," terangnya.
Manfaat itu sebutnya, terlihat dari hambatan keuangan yang disuarakan melalui akar rumput. Untuk itu, perlu adanya badan usaha koperasi yang kuat dalam melakukan simpan pinjam sehingga kesejahteraan anggota terbantukan.
"Karena ini (simpan pinjam,red) berkaitan langsung dengan kebutuhan riil. Tidak mungkin ada logika, jika logistik tidak ada," cetusnya.
Peningkatan profesionalisme wartawan bagi anggota PWI harus dibangun dengan cara bekerjasama melalui dewan pers dan organisasi lainnya sehingga mutu dan kualitas wartawan dilapangan teruji lewat kompetensi wartawan secara periodik.
"Profesionalisme dan kesejahteraan itu setali tiga uang. Jadi, keduanya harus beriringan dibangun. Baik itu anggota PWI atau bukan anggota, kantor PWI itu rumahnya para wartawan. Karena kita senasib sepenanggungan," bebernya.
Kedepan, organisasi ini diminta tidak bergantung lagi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pengurus, harus lebih aktif dan kreatif dalam mencari sumber-sumber pendanaan melalui jaringan lain.
"APBD terus mendapat tekanan untuk pembiayaan publik. Aturan dari pusat sekarang makin ketat terutama soal pengaturan dana publik. Saya akan mencarikan sumber-sumber pendanaan taktis maupun strategis dan dikelola secara transparan dan akuntabel," tutupnya.(rls)