Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
14 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
19 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Indonesia Gagal di Kelas Elite, Masih Ada Peluang di Mixed Team Relay di ASTC Palembang

Indonesia Gagal di Kelas Elite, Masih Ada Peluang di Mixed Team Relay di ASTC Palembang
Foto: Azhari/GoNews.co
Sabtu, 22 Juli 2017 19:22 WIB
Penulis: Azhari Nasution
PALEMBANG - Gagal di kelas elite, U 23 dan junior kategori putra dan putri, tim Triathlon Indonesia masih berpeluang pada kelas mixed team relay yang akan dipertandingkan pada race terakhir, Minggu (23/7/2017).

Pelatih Indonesia, Wahyu Hidayat mengungkapkan atlet yang akan diturunkan pada kelas mixed relay yaitu Andi Ameera, Jamin Johan, Eva dan Ahlul Firman. Sedangkan Reza Novaris dan Jauhari Johan sengaja disimpan untuk menghadapi SEA Games 2017 di Malaysia Agustus mendatang.

"Mix relay ini untuk pertama kalinya diikuti oleh Indonesia, untuk target sendiri kalau bisa naik ke podium juara, tapi karena baru pertama kali dan belum menemukan kerangka tim maka pertandingan ini akan dijadikan pengalaman bagi atlet," ujar Wahyu.

Meski gagal di kategori putra dan putri yang turun di tiga kelas, Wahyu menganggap akan mengevaluasi hasil keseluruhan. Namun untuk even ASTC ini dianggapnya telah berhasil dijalankan sesuai pencanangan target karena untuk mengukur kemampuan atlet dari penjuru Asia.

"Indonesia patut berbangga, untuk junior men, Ahlul Firman sekarang di posisi satu dan Jauhari bisa memperbaiki posisinya yaitu peringkat ketiga di Asia Tenggara kelas elite," jelasnya.

Indonesia diakui Wahyu saat ini hanya memiliki tiga atlet yang turun di kelas junior, yaitu Andi, Jamin dan Firman, sebelumnya Indonesia memiliki 10 atlet. Dengan ikutnya even ASTC semakin menambah pengalaman dan jam terbang agar pada even selanjutnya bisa menjadi yang terbaik di kancah Asia.

Faktor minimnya atlet junior, diakui karena masih memilih kejuaraan antar kampung (tarkam) atau tingkat daerah, Wahyu menilai atlet junior itu tidak benar-benar berminat ingin menjadi atlet namun mencari uang semata yang nilainya tidak seberapa.

Bahkan dalam mencari bibit-bibit atlet, ia akan melakukan blusukan ke beberapa daerah yang dinilai sebagai daerah potensial penghasil calon atlet masa depan Triathlon.

"Kesulitan untuk melakukan pembibitan atlet karena butuh dana yang sangat besar, sedangkan Triathlon kita sangat minim, jadi banyak memilih cari uang ketimbang konsen menjadi atlet bagi yang junior," ujarnya.

Dalam kelas mixed relay ini Indonesia akan bersaing dengan 21 negara. Mixed atau estafet ini akan menempuh total jarak 10 kilometer dengan rincian tahapan renang 300 meter, sepeda 7,4 kilometer dan lari 2 kilometer.

Presiden Triathlon Indonesia, Mark Sungkar menjelaskan, mixed relay yang akan diikuti Indonesia ini nantinya yang menjadi pemenang adalah perhitungan akumulasi empat atlet yang bertanding. Kelas ini menjadi paling meriah karena mengandalkan sprint para atlet.

Untuk teknis pelaksanaan, ITU dan ASTC memuji secara umum, namun Mark masih merasa tidak puas karena banyak kekurangan. Kedepannya ia berharap kekurangan itu diselesaikan sebelum Asian Games berlangsung.

Secara Indonesia yang gagal total, Mark mengaku sudah berapa banyak dan besar pemerintah membantu cabang olahraga ini, bahkan bantuan yang diberikan dinilai tidak tepat sasaran. Dia menilai kalau sampai lima tahun ke depan Triathlon seperti ini maka akan mati pelan-pelan.

"Kalau bukan Sumsel yang menyuport maka gelaran ini tidak akan terlaksana, hampir 95 persen suport dari Sumsel, sebagai penanggung jawab even ASTC di Palembang harapan saya akan terus diperbaiki dan tetap target kita menjalani world cup dan wolrd championship di tahun 2019 dan 2020 di Palembang," ujarnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, Sumatera Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/