Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
20 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
22 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
17 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Tragis, Wanita Ini Tewas Gara-gara Suami Ingin Anak Laki-laki

Tragis, Wanita Ini Tewas Gara-gara Suami Ingin Anak Laki-laki
Ilustrasi USG. (dream)
Jum'at, 28 Juli 2017 09:13 WIB
JAKARTA - Nasib tragis dialami Yueyue. Wanita yang tinggal di wilayah timur China itu tewas karena suaminya menginginkan anak laki-laki. 

Seperti dilansir dari Straits Times Asia, Yueyue dan sang suami sudah memiliki satu anak perempuan.

Pasangan ini kemudian menginginkan anak laki-laki. Kehamilan pun terjadi, tapi saat pemeriksaan diketahui kalau bayi yang dikandung Yueyue berjenis kelamin perempuan.

Suami Yueyue tak menginginkannya dan menyuruh sang istri untuk mengugurkannya.

Sebenarnya, melakukan praktik USG di China untuk mengetahui jenis kelamin bayi adalah hal ilegal. Tapi banyak pasangan dan dokter kandungan di sana melakukannya dengan diam-diam.

Hal ini untuk mencegah praktek aborsi hanya karena bayi yang dikandung tak sesuai yang diinginkan.

Tampaknya hal ini memang benar. Tak lama setelah aborsi untuk yang pertama kalinya, Yueyue kembali hamil. USG kembali dilakukan dan diketahui janin berjenis kelamin perempuan. Sang suami pun memaksa Yueyue untuk kembali melakukan aborsi.

Dua kali melakukan aborsi, tak lantas membuat san suami kapok. Kehamilan kembali terjadi dua kali setelahnya dan janinnya tetap berjenis kelamin perempuan. Dalam jangka waktu sekitar satu tahun lebih Yueyue mengaborsi kandungannya sebanyak 4 kali.

Setelah aborsi 4 kali berturut-turut, kondisi Yueyue menurun drastis. Ia mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit secara intensif. Suaminya bukan merawat dan bertanggung jawab, tapi malah menceraikannya.

Setelah cerai, Yueyue diberikan uang sebesar 170.000 Yuan atau sekitar Rp 451 juta untuk berobat di Shanghai. Yueyue cuma bisa pasrah dan mengiyakan keputusan suaminya. Tapi tak lama setalahnya nyawa Yueyue tak tertolong.

Ia tewas karena komplikasi dan pendarahan hebat sebagai akibat dari aborsi berulang. Keluarga Yueyue tak terima. Mereka mendatangi kediaman mantan suami Yueyue pada 17 Juli lalu, tapi si suami keburu melarikan diri.

Kerusuhan pun terjadi karena keluarga Yueyue menuntut pertanggungjawaban. Pihak kepolisian pun turun tangan menangani kasus ini. Polisi sampai saat ini masih melakukan pencarian terhadap suami kejam tersebut.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/