Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
14 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
9 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
9 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
14 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

3 Hal Ini Jadi Alasan Penipu Siber Asal China Gunakan Indonesia Sebagai Markas

3 Hal Ini Jadi Alasan Penipu Siber Asal China Gunakan Indonesia Sebagai Markas
Petugas kepolisian membawa para tersangka saat rilis sindikat kejahatan cyber fraud (penipuan melalui media daring) di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (30/7). (republika.co.id)
Selasa, 01 Agustus 2017 20:25 WIB
JAKARTA - Sebanyak 148 pelaku penipuan siber asal China dan Taiwan yang tertangkap di beberapa kota di Pulau Jawa, akan dipulangkan ke negaranya masing-masing. Proses hukum atas kejahatan mereka akan dilanjutkan di negara asalnya.

''Iya proses hukum memang disana ya, jadi semua barang bukti di sana semua, artinya korban di sana pelaku di sana transfer bank juga di sana,'' ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (1/8).

Argo mengatakan semua korban berada di Cina. Modus penipuan yang dilakukan kebanyakan pelaku asal Cina dan Taiwan ini berupa penipuan berbasis telepon. Mereka menipu warga di Cina dengan mengaku sebagai penegak hukum yang akan menjalankan kasus mereka.

Mereka memilih Indonesia sebagai markas karena sejumlah alasan. ''Mereka memilih Indonesia karena geografinya sangat luas. Kemudian mudah bersembunyi seperti yang mereka sampaikan dan mudah menggunakan internet,'' kata Argo.

Saat ini, polisi masih mengurus administrasi terkait deportasi ratusan pelaku ini. Polisi pun berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dalam rangka memulangkan para pelaku.

Polisi juga berkoordinasi dengan kepolisian China untuk memulangkan mereka. ''Ini kita sedang mempersiapkan admistrasinya dan nanti kita serahkan ke imigrasi,'' kata Argo.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan penipuan berbasis siber yang dilakukan WNA di tiga tempat di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya dan Kuta, pada Sabtu (29/7).

Dari penggerebekan itu, diketahui mayoritas pelaku berasal dari China dan Taiwan.

Saat dilakukan penggerebekan di Bali, ditangkap 31 orang yang terdiri dari 17 orang WN China, 10 orang WN Taiwan, dan empat orang WNI. Sementara di Jakarta, 29 orang asal China juga diamankan.

Lalu di Surabaya, 93 orang asal China dan Taiwan juga diamankan. Total WNA dalam kasus itu berjumlah 148 orang.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:DKI Jakarta, Hukum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/