Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Lembaga Perlindungan Anak Riau Bakal Usut Dugaan Bullying pemicu Siswi Bunuh Diri Loncat ke Sungai

Lembaga Perlindungan Anak Riau Bakal Usut Dugaan Bullying pemicu Siswi Bunuh Diri Loncat ke Sungai
Prosesi pemakaman Elva, siswi di Kabupaten Kampar yang bunuh diri diduga sering dibully di sekolah
Selasa, 01 Agustus 2017 12:31 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau, Ester Yuliani berjanji akan menurunkan tim ke Kabupaten Kampar, menyusul adanya seorang siswi SMA yang bunuh diri dengan loncat ke sungai, diduga akibat sering dibully di sekolahnya.

Hal itu diutarakan Ester kepada GoRiau.com, Selasa (1/8/2017) siang. Kata dia, LPA Provinsi Riau akan segera menurunkan tim advokasi dan pemenuhan hak anak untuk melakukan pengusutan terkait perilaku bully yang dialami korban bernama Elva.

"Tim kami bidang advokasi dan pemenuhan hak anak akan mengusut kembali, karena belum ada laporan. Kita harap jangan sampai terjadi lagi," ujar Ester.

Dia menjelaskan, bullying tidak semata dalam bentuk kontak fisik, misalnya pemukulan dan sebagainya, melainkan juga dengan kata-kata, bahkan sampai perilaku di media sosial. Ini yang mestinya diperhatikan setiap orang.

"(Bullying di Media Sosial, red) itu sudah sama dengan Ciber Bullying, itu tidak boleh. Bullying tidak hanya dipukul, dikejar, bahkan dengan kata-kata saja psikisnya sudah kena, sudah terbullying (korbannya, red)," jelasnya panjang lebar.

Apalagi jika anak (korban, red) sudah merasa tersakiti, itu sudah bisa dikatakan terbullying. Efeknya tidak bisa dipandang sebelah mata, karena dapat mengakibatkan bunuh diri, seperti dalam kasus yang diduga dialami Elva.

"Bisa bunuh diri, dia (korban, red) anggap dirinya tak berguna, tidak ada mendampingi. Oleh sebab itu, rangkul mereka, dari keluarganya, orang terdekat hingga tetangga," singkat dia.

Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Riau berharap, agar segera digalakkan Satgas (Satuan Tugas, red) untuk mengantisipasi potensi terjadinya Bullyining, dengan melibatkan kepolisian (Bhabinkamtibmas) yang ada di RT/RW, hingga kelurahan setempat.

Diberitakan sebelumnya, paman dari korban bernama Juliardi menjelaskan kepada polisi, bahwa Elva depresi hingga nekat mengakhiri hidup dengan terjun ke sungai akibat sering dibully di sekolahnya, salah satu SMA di Kota Bangkinang. Akibatnya, korban enggan bersekolah dan sempat minta dipindahkan.

Bahkan pihak keluarga sempat berencana mendatangi pihak sekolah untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Namun sayang, Elva terlanjur bunuh diri dengan terjun ke sungai di Desa Kumantan, Minggu (30/7/2017). Jasadnya baru diketemukan sehari setelah itu, sekitar satu kilometer dari lokasi dia bunuh diri. ***

Kategori:Peristiwa
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/