Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
2
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
14 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
14 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
14 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
13 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jamaah Calon Haji Hanya Diberi Sarapan Roti, Ternyata Ini Alasannya

Jamaah Calon Haji Hanya Diberi Sarapan Roti, Ternyata Ini Alasannya
Dapur dan pengemasan katering untuk jamaah calon haji Indonesia di Madinah. (republika.co.id)
Rabu, 02 Agustus 2017 22:32 WIB
MADINAH - Jamaah calon haji Indonesia di Madinah mengaku hanya mendapatkan jatah dua kali makan dalam sehari. Makan siang terdiri atas nasi dan tiga lauk. Sedangkan makan malam terdiri atas nasi dan dua lauk.

Padahal sebenarnya mereka juga mendapatkan makan pagi, namun memang bukan berupa nasi, melainkan roti croissant dan cup cake.

Saat Republika bertemu sekelompok jamaah di depan Masjid Nabawi, mereka mengeluhkan hanya mendapat dua jatah makan. Ternyata, mereka tidak menganggap roti sebagai sarapan. Bagi jamaah, belum makan jika belum mengonsumsi nasi.

Kabid Katering Daker Madinah Ahmad Abdullah menjelaskan saat ini tidak memungkinkan bagi Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melayani jamaah sebanyak tiga kali makan nasi.

''Alasannya, pertama, aspek kesiapan dari perusahaan itu sendiri, baik waktu produksi maupun distribusi yang sangat sulit, apalagi lokasi dapur cukup jauh dari jamaah,'' ujarnya, Selasa (1/8).

Kedua, pengawasan petugas sangat terbatas. Pemberian roti sebagai sarapan dinilai menjadi alternatif yang memungkinkan. Harapannya, jamaah tetap mendapat makanan di pagi hari.

Selain itu, jamaah juga mendapatkan pengembalian living cost yang diharapkan bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah. Ahmad mengatakan kemungkinan menyediakan makan pagi terus dikaji oleh PPIH.

''Salah satu skema yang didiskusikan misalnya, mengontrak perusahaan yang khusus menyediakan sarapan pagi saja. Tapi hal ini juga masih ditimbang kemungkinan implementasinya pada musim haji mendatang,'' ujarnya.

Lantas, bagaimana mekanisme kontrol dalam distribusi katering untuk memastikan semua jamaah mendapatkan katering?

Ahmad menjelaskan selain menyerap informasi dari Siskohat, petugas pelayanan kedatangan dan kepulangan, dan dari manifest, tim katering juga melakukan pengecekan data selama 24 jam melalui saluran komunikasi bravo.

''Tim pengawas juga terus menjalin komunikasi dengan petugas katering di tiap-tiap sektor. Jadi akurasi data kita sudah cukup berlapis. Bila terjadi kekurangan distribusi katering, kita sudah meminta pada perusahaan  menyiapkan cadangan sesuai kontrak,'' katanya.

Karenanya, jika ada kasus jamaah yang merasa belum mendapat katering, agar segera melapor ke ketua rombongan agar selanjutnya bisa dilaporkan ke petugas katering di pemondokan untuk bisa segera ditindaklanjuti.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/