Mayu Fentami, Gadis Penerima SK Trimurti Award dari Pedalaman Kalimantan
Penulis: Hasan Basril
Kriteria umum penerima SK Trimurti Award adalah: (1) Jurnalis atau aktivis perempuan yang berperan dalam perjuangan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, kesetaraan gender dan hak publik atas informasi; (2) Jurnalis atau aktivis perempuan yang berperan dalam perjuangan kebebasan berserikat, kampanye hak asasi manusia dan pembelaan kaum tertindas; (3) Jurnalis atau aktivis perempuan yang telah bekerja di bidangnya minimal tiga tahun serta mempunyai komitmen dan integritas yang tinggi pada profesinya tersebut.
Penjaringan calon nominator penghargaan SK Trimurti dilakukan secara terbuka, dengan menerima masukan dari masyarakat. Sebagai dewan juri, tahun ini AJI memberikan amanah kepada Azriana (Ketua Komnas Perempuan), Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant Care) dan Endah Lismartini (AJI).
Sebelum mengumumkan nama penerima SK Trimurti Award, Endah Lismartini mengungkapkan, dewan juri melakukan seleksi terhadap 18 nama yang masuk, termasuk dari luar Indonesia.
''Seleksi dilakukan dengan memperhatilkan beberapa kriteria, seperti isu yang diperjuangkan oleh nominator, lokasi nominator berjuang, durasi nominator dalam memperjuangkan isu minimal 3 tahun dan berbagai kriteria lainnya,'' jelasnya
Setelah melakukan penilaian, dewan juri akhirnya memutuskan Mayu Fentami sebagai penerima penghargaan SK Trimurti 2017, dari 4 calon yang sangat menarik perhatian dewan juri.
''Sulitnya medan yang ditempuh dalam perjuangannya dan dedikasinya yang tinggi untuk membuka akses masyarakat Bunut Hilir, Kecamatan Bunut Hilir, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terhadap informasi, membuat dewan juri menjatuhkan pilihan kepada Mayu Fentami,'' sebutnya.
Dalam pandangan juri, ucap Endah, Mayu telah berbuat lebih dari apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang perawat yang ditempatkan di desa terpencil. ''Mayu bisa saja hanya menjadi perawat, selebihnya istirahat. Namun Mayu melakukan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yakni mengembangkan radio komunitas dan taman bacaan,'' jelasnya.
Diakui Endah, tidak mudah bagi dewan juri membuat keputusan. ''Karena selain tidak satu pun dari dewan juri yang mengenal Mayu, kerja-kerja penting Mayu juga sepi dari publikasi,'' ungkapnya.
''Namun, setelah mencari informasi lebih lanjut dan melakukan sejumlah verifikasi, lewat perdebatan yang mencerahkan, dewan juri memutuskan memilih Mayu Fentami sebagai penerima SK Trimurti Award tahun ini,'' sambungnya.
Media diyakini Mayu menjadi sarana efektif untuk mengantarkan informasi kepada masyarakat Bunut Hilir yang memiliki segala keterbatasan. ''Inisiatif dan dedikasi inilah yang menurut dewan juri layak diapresiasi,'' tandas Enda.
Mayu dalam sambutannya mengaku sangat terharu dan berterima kasih atas penghargaan SK Trimurti yang diberikan AJI.
Mayun menambahkan, untuk membangunan bangsa, maka masyarakatnya harus dicerdaskan. Membaca adalah salah satu jalan untuk meningkatkan kecerdasan tersebut. ''Karena itulah saya mencoba membuat taman bacaan bagi anak-anak Bunut Hilir,'' ujar gadis asal Sintang tersebut.
''Dengan membaca, anak-anak Bunut Hilir yang tinggal jauh di pedalaman, bisa tahu bahwa Indonesia bukan hanya Kalimantan, tapi ada Jakarta dan daerah-daerah lainnya,'' sambungnya.***
Kategori | : | Pendidikan, Riau |