Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
23 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
22 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
23 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
5
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
Umum
23 jam yang lalu
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
6
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Baru Berusia 28 Tahun, Cucu Mantan Gubernur Aceh ini Sukses Jadi CEO

Baru Berusia 28 Tahun, Cucu Mantan Gubernur Aceh ini Sukses Jadi CEO
Calvin Lutvi Pengusaha Muda
Jum'at, 11 Agustus 2017 16:05 WIB

JAKARTA- Menjadi seorang pebisnis sukses, tidak harus dilakukan ketika usia sudah matang. Ini dibuktikan oleh Calvin Lutvi, pemuda berusia 28 tahun yang saat ini memimpin sejumlah perusahaan skala multinasional. Ia bahkan telah menekuni dunia ini sejak usianya masih 21 tahun, saat ia masih mahasiswa jurusan Bisnis Manajemen di Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Masuknya Calvin ke dunia bisnis berawal ketika sang ayah meninggal pada tahun 2010. Saat itu, bisnis yang dijalankannya mulai berkembang baik, yakni perusahaan bisnis penyewaan kapal bernama PT Sinar Pasific Marine. Calvin, yang saat itu merasa belum cukup kompeten memegang sebuah perusahaan, dihadapkan pada pilihan sulit. Saat itu ia harus menaggantikan posisi sang ayah sebagai direktur utama di perusahaan itu.

“Saya sebagai anak lelaki satu-satunya harus meneruskan apa yang telah dirintis ayah saya. Mau tidak mau saya harus terjun dengan bekal ilmu yang saya miliki. Kebetulan saat kuliah ayah mengajari saya bagaimana menjalankan bisnis ini,” kata Calvin saat ditemui Warta Kota di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (10/8).

Pada awalnya bisnis berjalan normal, karena ia hanya meneruskan. Bahkan, di bawah kemempinannya, perusahaan mampu meremajakan sejumlah kapal. Namun, badai datang pada pertengahan 2014, ketika harga sawit anjlok. PT Sinar Pasific Marine yang dikelola Calvin terkena imbas dengan pemutusan sejumlah kontrak pengangkutan kelapa sawit.

“Saat itu kami menyewakan kapal tanker untuk pengangkutan minyak kepala sawit. Berhubung harga sawit anjlok, perusahaan memutus kontrak kami demi memotong cost. Kami kelabakan waktu itu. Bahkan pada 2015 kami ajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) ke bank,” jelasnya.

Di usia muda, dengan tanggungan utang miliaran rupiah, Calvin sempat dilanda kebingungan. Sementara, sang ibu, terus memberikan semangat kepadanya, memastikan bahwa sebuah kesulitan pasti memiliki jalan keluar.

Calvin juga termotivasi dengan kakeknya dari garis keturunan sang ayah, Muzakkir Walad. Muzakkir Walad merupakan Gubernur Aceh yang pernah menjabat selama dua periode yakni 1967-1968 dan 1973-1978. Walad saat itu dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan mampu menyelesaikan sejumlah permasalahan wilayah yang dianggap pelik.

“Saat itu saya memutuskan untuk bangkit dan berjuang. Adanya masalah itu untuk diselesaikan, bukan kita justru lari darinya,” ujar pria kelahiran Jakarta, 2 Juni 1989 ini.

Masalah-masalah yang datang membuat jalan pikirannya makin matang. Ia kemudian mencari cara, bagaimana agar perusahaan itu bisa selamat. Berbekal koneksi yang baik dengan sejumlah pelaku usaha, sebuah perusahaan bernama PT Star Petrochem Tbk bersedia mengakuisisi perusahaan milik Calvin pada awal 2016. Bahkan, kemudian, berkat kinerja mumpuni yang Calvin tunjukkan, ia dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Star Petrochem Tbk.

Waktu terus berjalan dan insting binis Calvin tidak hanya berhenti sampai di situ. Berbekal pengalaman akuisisi yang dilakukan terhadap perusahaannya, muncul ide bisnis baru. Ia berencana membuat perusahaan yang bergerak di bidang financial advisor, hanya dalam kurun waktu dua bulan setelahnya.

“Saya berpikir, kelihatannya menarik juga kalau kita bisa menjadi perusahaan yang ‘menyelamatkan’ perusaaan lain yang kolaps atau bermasalah. Bersama beberapa kawan bankir, kami kemudian mendirikan Star pasific Capital Pte. Ltd yang berhomebase di Singapura,” terang Calvin.

Calvin juga dipercaya menjadi managing direktor pada perusahaan baru itu sehingga sudah tiga perusahaan ia pegang. Pada awal kiprahnya, Calvin dan sejumlah rekannya kesulitan dalam permodalan. Namun, ia tetap menjaga optimisme. Berkat kerja keras, mereka akhirnya mampu menggaet investor-investor Singapura dengan mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana mereka.

“Saya tidak melewatkan kesempatan setelah mendapat kepercayaan itu. Kami cepat bergerak, mencari perusahaan-perusahaan yang sedang dilanda kesulitan. Tapi tetap saja tidak sembarang perusahaan. Kami harus dengan jeli melakukan indentifikasi serta analisa mendalam supaya kami tidak salah dalam menangani perusahaan bermasalah tersebut,” ungkapnya.

Dalam waktu singkat, sekitar satu tahun, kini Star pasific Capital sudah menangani sebanyak tujuh perusahaan baik berskala nasional maupun multinasional.

Dan Calvin, yang kini membawahi sekitar 150 karyawan, akan terus berusaha mengembangkan sayap bisnisnya dengan mencari ide dan peluang baru. Ia bilang, salah satu tujuan menjadi orang sukses, selain untuk membahagiakan keluarga, juga ia ingin membantu membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat.

Baginya, ide merupakan mata uang dan sumber kekayaan yang dapat terbarukan. Berbeda dengan komoditas tambang atau energy lainnya yang sewaktu-waktu bisa habis. Salah satu contoh ide yang dikembangkan adalah memberikan pelayanan kepada pelanggan disertai edukasi tentang fungsi-fungsi mesin, peralatan cangih dan lain-lain.

Kiat Calvin yang lain adalah leadership yang kuat diikuti dengan manajerial yang baik. Dalam menjalankan bisnisnya, ia berprinsip pada proses dan jaringan yang luas. Proses dapat memberi kesempatan baginya untuk terbiasa menjadi pembeda, bertindak disiplin dan berpikir out of the box, melawan mainstream yang ada, walaupun kadangkala bisa keliru. Sedangkan jaringan yang luas membuatnya seperti sedang berenang di tengah samudera, dan kapan saja ia bisa menemukan mutiara-mutiara baru yang sebelumnya tersembunyi.

“Proses yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. Dengan menikmati proses, kita bisa berpikir kreatif. Karena sejatinya ide bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Sedangkan jaringan, itu menurut saya syarat utama bisnis kita bisa maju, termasuk bisa menciptakan bisnis baru itu ya dari hasil berhubungan dengan orang lain,” ujarnya

Editor:Kamal Usandi
Sumber:wartakota.tribunnews.com
Kategori:Aceh, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/