Kisah Memilukan Bayi di Riau Bernama Hafizi, Kulitnya Mengelupas dan Pecah-pecah dari Wajah Hingga Kaki
Penulis: Chairul Hadi
Entah penyakit apa yang dialami bayi malang tersebut. Kulitnya dari kepala hingga kaki mengelupas, termasuk di bagian wajah, sehingga membuat kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Sementara orangtuanya tak bisa berbuat banyak, selain berupaya mengobatinya sebisa mungkin.
Sekretaris Desa Lubuk Sakat Roni Saba yang berbincang dengan GoRiau.com, Rabu (16/8/2017) petang menceritakan, saat lahir kondisi Hafizi normal seperti bayi pada umumnya. Namun beranjak usia tiga bulan, gejala itu sedikit demi sedikit muncul, hingga kini kondisinya sudah hampir disekujur tubuh.
"Saya baru semalam dapat informasi,kemudian saya tengok pagi tadi, kondisinya cukup memprihatinkan. Informasinya saat umur tiga bulan baru mulai ada kayak bersisik (mengelupas, red) kulit di badannya. Kalau saat lahir normal," ungkapnya.
Hafizi sendiri, kata Roni, merupakan anak keempat dari empat bersaudara, di mana pasangan Musdianto dan Dewi Lestasi tersebut punya dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan lainnya. Kondisi mereka normal tak seperti yang diderita si bungsu tersebut.
Orangtua si bayi sudah membawa anak mereka berobat ke puskesmas terdekat. Selain itu juga sudah berobat kampung, namun penyakit Hafizi juga tak kunjung sembuh. "Dibawa berobat gitu aja, namanya orang kampung dan keterbatasan biaya, dibawa obat kampung (ke orang pintar, red)," sebutnya.
Pihak puskesmas sendiri juga tak bisa berbuat banyak, hingga akhirnya merujuk Hafizi untuk dirawat ke rumah sakit. "Semalam dirujuk dari Puskesmas ke RS, cuma surat rujukan itu ternyata dibawa bapaknya untuk ngurus KIS (Kartu Indonesia Sehat, red). Karena anaknya baru lahir, belum diurus itu dan belum masuk KK," terang dia.
Itu lah yang sempat menjadi kendala, sehingga bayi tersebut tak bisa langsung dibawa berobat ke rumah sakit. Namun Roni memastikan, saat ini Hafizi sudah ditempatkan di rumah sakit di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau untuk mendapat perawatan yang memadai.
"Kendalanya kemarin itu saja. Nah tadi sudah dibawa orangtuanya ke rumah sakit di Pekanbaru yang ada spesialis kulitnya," pungkas Sekdes Lubuk Sakat ini.
Diusianya yang masih bayi, Hafizi tentu tidak dapat berbuat apa-apa. Sesekali ia hanya bisa menangis, mungkin akibat rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakitnya tersebut. Tidak cuma mengelupas saja, kulit Hafizi juga pecah-pecah dan berwarna kemerahan. ***
Kategori | : | Umum |