Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
23 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
20 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Umum

Ayah Kerja Serabutan, Begini Kehidupan Orangtua Bayi 4 Bulan Penderita Penyakit Kulit Aneh di Riau

Ayah Kerja Serabutan, Begini Kehidupan Orangtua Bayi 4 Bulan Penderita Penyakit Kulit Aneh di Riau
Kondisi bayi laki-laki bernama Hafizi yang menderita penyakit aneh
Kamis, 17 Agustus 2017 08:23 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Kondisi bayi bernama Muhammad Alhafizi yang baru berusia empat bulan, anak dari pasangan Musdianto dan Dewei Lestari ini membuat banyak orang prihatin. Kenapa tidak, kulit disekujur tubuhnya mengelupas, retak-retak dan memerah, tanpa diketahui penyebabnya.

Belum cukup disitu, hasil penelusuran GoRiau.com, ternyata kondisi ekonomi orangtua Hafizi tergolong masyarakat kurang mampu. Rumahnya yang beralamat di Desa Lubuk Sakat Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, Provinsi Riau juga hasil bantuan pemerintah setempat.

Sekretaris Desa (Sekdes) Lubuk Sakat Roni Saba menceritakan, setahunya, Musdianto (Ayah kandung Hafizi, red) cuma bekerja serabutan. Kadang mencari ikan hingga bongkar muat. "Tidak menentu pekerjaannya. Mana yang ada kerjaan dikerjakan," sebutnya berbincang dengan GoRiau.com.

"Dia (Keluarga, red) masuk keluarga miskin, dia dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan PKH (Program Keluarga Harapan), itu program pemerintah pusat untuk bantuan bagi warga kurang mampu," lanjut Roni menjelaskan.

Sementara rumah yang mereka huni juga bantuan layak huni dari pemerintah Kabupaten Kampar. Luasnya kira-kira 6X6 meter saja. "Bantuan dari Pemkab Kampar. Kalau istrinya asli sini. Mereka sudah cukup lama tinggal di kampung kita, anaknya saja ada yang sudah SMP," ungkapnya.

Roni berharap, ada uluran tangan berupa bantuan bagi keluarga Hafizi ini. Mungkin itu alasan Musdianto membawa anak tercintanya untuk berobat kampung selama ini, lantaran tidak punya biaya. "Mungkin salah satunya karena tidak punya biaya," kata dia.

Ia dan warga serta tokoh masyarakat setempat sudah berupaya maksimal untuk meringankan beban keluarga Musdianto, pasca sakit yang diderita anaknya Hafizi. Bahkan sebelumnya, warga bersama-sama menggalang dana dari rumah ke rumah, sekedar membantu biaya pengobatan penyakit yang dideritanya.

"Kita juga berupaya, tokoh dan warga setempat menggalang dana, datang ke rumah-rumah mengumpulkan bantuan, kalau biaya ke Pekanbaru Alhamdulillah dibantu tokoh masyarakat, untuk keperluan sehari-hari selama di sana (Di RS, red) Insya Allah cukup," pungkas Roni.

Diberitakan sebelumnya, Hafizi mengidap penyakit kulit yang cukup aneh. Itu baru muncul saat usianya menginjak tiga bulan. Dari wajah sampai ke kaki, kulitnya mengelupas, retak-retak dan memerah. Kabarnya, bayi berusia empat bulan tersebut sudah dibawa berobat ke RSUD Pekanbaru, kemarin. ***

Kategori:Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/