Organda Sebut 9 Taksi Rusak Pasca Ricuh Ratusan Driver GoJek Depan Mal SKA Pekanbaru Semalam
Penulis: Chairul Hadi
Terkait insiden itu, Ia meminta pihak berwajib untuk menindak oknum yang terlibat dalam aksi tersebut. "Sembilan kendaraan (Taksi konvensional, red) rusak berat karena kejadian semalam. Ini siapa yang bertanggung jawab," ungkapnya saat pertemuan dengan anggota DPRD Kota Pekanbaru, Senin (21/8/2017) siang.
Pihaknya juga meminta kepastian dari pemerintah kota, sampai kapan polemik antara taksi konvensional dan online ini terus terjadi. Agus berdalih, angkutan berbasis online merupakan ilegal. "Mereka sudah meresahkan angkutan legal kita," sesalnya.
"Akibat adanya transportasi online, pendapatan kami berkurang hingga 60 persen. Ini ironis sekali, harapan kami, permohonan kami agar bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah kota. Harus ada tindakan nyata, karena saya khawatir terjadi aksi berikutnya dari rekan-rekan kami," ketusnya.
Senada dengan itu, Syamsudin perwakilan Kopsi mengungkapkan, sejak Mei 2017 hingga sekarang, tak kunjung ada ketegasan dari pihak berwenang dalam menangani keberadaan transportasi online tersebut. Hal itu juga diamini perwakilan Puskopau dan sebagainya.
Untuk diketahui, menurut kepolisian, bentrokan yang terjadi di depan Mal SKA semalam diawali karena ada oknum supir taksi konvensional yang mengorder pesanan melalui jasa berbasis online (Dipancing, red). Setelah sampai, mereka lalu menggembosi mobil dan melakukan pemukulan.
Tidak hanya GoCar saja, Driver GoJek yang melintas di lokasi juga disetop, bahkan ada korban yang sempat dipukuli (Driver GoJek, red) berinisial AS (29 tahun). Buntut dari aksi itu, ratusan rekan-rekan korban datang ke sana dan merusak taksi konvensional yang ada, hingga melakukan sweeping. ***