Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
23 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
3
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
23 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
23 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
19 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
6
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
19 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Home  /  Berita  /  Umum
Omset Menurun Hingga 60 Persen

Organda Sebut 9 Taksi Rusak Pasca Ricuh Ratusan Driver GoJek Depan Mal SKA Pekanbaru Semalam

Organda Sebut 9 Taksi Rusak Pasca Ricuh Ratusan Driver GoJek Depan Mal SKA Pekanbaru Semalam
Agus Sikumbang turut dalam pertemuan dengan perwakilan Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Senin siang (Foto: Chairul Hadi)
Senin, 21 Agustus 2017 14:03 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Pelaksana Tugas (Plt) Organda Agus Sikumbang mengungkapkan, setidaknya ada sembilan unit taksi yang mengalami kerusakan pasca kericuhan yang terjadi di depan Mal SKA Pekanbaru, Provinsi Riau pada Minggu petang kemarin. Taksi tersebut bahkan mereka pajang saat berunjuk rasa.

Terkait insiden itu, Ia meminta pihak berwajib untuk menindak oknum yang terlibat dalam aksi tersebut. "Sembilan kendaraan (Taksi konvensional, red) rusak berat karena kejadian semalam. Ini siapa yang bertanggung jawab," ungkapnya saat pertemuan dengan anggota DPRD Kota Pekanbaru, Senin (21/8/2017) siang.

Pihaknya juga meminta kepastian dari pemerintah kota, sampai kapan polemik antara taksi konvensional dan online ini terus terjadi. Agus berdalih, angkutan berbasis online merupakan ilegal. "Mereka sudah meresahkan angkutan legal kita," sesalnya.

"Akibat adanya transportasi online, pendapatan kami berkurang hingga 60 persen. Ini ironis sekali, harapan kami, permohonan kami agar bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah kota. Harus ada tindakan nyata, karena saya khawatir terjadi aksi berikutnya dari rekan-rekan kami," ketusnya.

Senada dengan itu, Syamsudin perwakilan Kopsi mengungkapkan, sejak Mei 2017 hingga sekarang, tak kunjung ada ketegasan dari pihak berwenang dalam menangani keberadaan transportasi online tersebut. Hal itu juga diamini perwakilan Puskopau dan sebagainya.

Untuk diketahui, menurut kepolisian, bentrokan yang terjadi di depan Mal SKA semalam diawali karena ada oknum supir taksi konvensional yang mengorder pesanan melalui jasa berbasis online (Dipancing, red). Setelah sampai, mereka lalu menggembosi mobil dan melakukan pemukulan.

Tidak hanya GoCar saja, Driver GoJek yang melintas di lokasi juga disetop, bahkan ada korban yang sempat dipukuli (Driver GoJek, red) berinisial AS (29 tahun). Buntut dari aksi itu, ratusan rekan-rekan korban datang ke sana dan merusak taksi konvensional yang ada, hingga melakukan sweeping. ***

Kategori:Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/