Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
22 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
10 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
10 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
9 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Muhammad Rizal: Bangsa Ini Harus Sadar Betapa Beruntungnya Memiliki Pancasila

Muhammad Rizal: Bangsa Ini Harus Sadar Betapa Beruntungnya Memiliki Pancasila
Istimewa.
Minggu, 08 Oktober 2017 20:34 WIB
JAKARTA - Mewakili Pimpinan MPR RI, Kepala Biro Sekretariat Pimpinan Sekretariat Jenderal MPR RI Muhammad Rizal menjadi narasumber utama Sosilisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan Gema Nusantara Anti Narkoba (Gentara), Gerakan Perempuan ICMI dan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.

Sosialisasi yang digelar di aula pertemuan Ponpes Darunnajah Jakarta, Minggu (8/10) ini dihadiri 300 lebih peserta para pendidik, santri Ponpes Darunnajah, anggota Gentara dan GP ICMI serta masyarakat umum.

Dalam materi sosialisasinya, Muhammad Rizal mengupas soal Pancasila dan arti pentingya bagi bangsa. Ada hal utama mengapa bangsa Indonesia, menurut Muhammad Rizal beruntung memiliki Pancasila yakni Pertama, Pancasila menjadi benteng dampak negatif modernisasi dan globalisasi terutama kepada generasi muda.

"Serbuan dampak negatif modernisasi kepada generasi muda sangat terasa. Generasi muda sekarang ini sangat individualistik, bakan nilai-nilai etikanya sangat jauh dari harapan malah hampir tidak ada. Sikap dan etika kepada orang tua sangat mengkhawatirkan, belum lagi pengaruh narkoba dan tontonan tak pantas yang sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya.

Jika kondisi seperti itu dibiarkan, lanjut Muhammad Rizal, maka jati diri bangsa secara perlahan namun pasti akan hilang. Padahal, bangsa Indonesia sangat dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun. Pada akhirnya akan dibawa kemana generasi muda bangsa Indonesia ke depan jika karakter sebagai bangsa yang memiliki nilai luhur pupus.

"Solusinya adalah pendidikan. Dengan pendidikan yang baik dan didukung para pendidik serta lembaga pendidikan yang bak juga seperti Ponpes Darunnajah ini, saya optimis generasi muda kita akan memiliki pertahanan dari segala dampak negatif globalisasi, sebab dalam pendidikan yang baik diajarkan nilai-nilai Pancasila dimana nilai-nilai agama adalah salah satunya,” terangnya.

Diutarakan Muhammad Rizal, hal tersebut menjadi keperihatinan seluruh elemen bangsa termasuk MPR. Keperihatinan tersebut diaatualisasikan MPR dengan upaya Sosialisasi Empat Pilarnya ke berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia.

"Ini juga menjadi tugas berat para pendidik atau guru untuk berupaya mengembalikan karakter bangsa kepada anak-anak bangsa,” ujarnya.

Kedua, Pancasila mampu mempersatukan kebhinnekaan bangsa sekaligus mempertahankannya. Kemampuan Pancasila dalam hal tersebut tidak bisa disangsikan. Pancasila sebagai elemen utama pemersatu bangsa Indonesia yang sangat beragam tidak bisa disangsikan lagi. Jika tidak ada Pancasila sebagai elemen pemersatu, maka sudah bisa dipastikan bangsa Indonesia akan terkoyak-koyak, akan terpecah belah.

"Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui bahwa Indonesia bertahan dari segala masalah karena ada Pancasila. Coba bayangkan, negara sebesar Uni Soviet sebuah negara besar, negara adidaya bisa pecah menjadi 15 negara," tukasnya.

"Sekarang negara-negara Arab seperti Irak, Iran, Libya, Yaman, Suriah banyak hancur terkoyak-koyak karena berkonflik/berperang hanya karena perbedaan-perbedaan. Kalau sudah begitu siapa yang susah dan menderita, ya pasti rakyat yang susah. Kita bersyukur bertahan dengan segala perbedaann dan berbagai masalah karena Pancasila,” tandasnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/