Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
2
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
10 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
5
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
6
Pj Gubernur DKI Tekankan Pentingnya Sosialisasi UU DKJ
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Tekankan Pentingnya Sosialisasi UU DKJ
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Gerbrak Menggugat Award Medan Kota Terbaik

Gerbrak Menggugat Award Medan Kota Terbaik
Selasa, 17 Oktober 2017 15:33 WIB
Penulis: Yeni

MEDAN-Presiden Jokowidodo saja mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, beberapa waktu lalu beliau sendiri yang menegaskan agar walikota Medan segera mengerjakan sebelum beliau yang turun tangan.

Pernyataan itu dapat dijadikan satu indikator bahwa penghargaan Medan sebagai Kota Terbaik sangatlah tidak tepat. Demikian disampaikan Koordinator Gerbrak Saharuddin dalam diskusi Menggugat Award Medan Kota Terbaik yang digelar, Senin (16/10/2017) di Kongkow Kofe Titipapan Medan.

Menurutnya, penghargaan kota terbaik merupakan tamparan bagi warga Medan. Sebab award tersebut sungguh sangat jauh dan cenderung keliru.

"Dan memang kenyataan yang dirasakan warga juga tidak jauh berbeda, lalu menjadi pertayaannya indikator apa saja yang dinilai oleh lembaga pemberi award tersebut, perlu dimintai klarifikasi," kata Saharuddin.

Penolakan dan gugatan warga terhadap pemberian award itu memaksa masyarakat aktivis untuk membandingkan kinerja eksekutif dan legislatif terhadap realisasi pembangunan,.

"Jika berkaca pada kondisi infrastruktur di Medan Utara, baik itu yang menjadi kewenangan pusat, Provinsi maupun Kota, maka predikat 'Keberhasilan Pembagunan' masih dikatagorikan nihil. Mereka (pemerintah-red) harus diteriaki baru melek dan terkesan abai," tandas Saharuddin.

Diskusi juga dihadiri sejumlah aktivis pergerakan Medan Utara di antaranya OK Muhammad Hatta, Muhammad Asril, Rion Aritonang, Agus Leo dan pemerhati pembangunan Azhari Sinik.

Dari hasil diskusi disepakati akan berdelegasi ke Pemko Medan, DPRD Medan dan DPRD Sumut membahas infrastruktur Kota Medan.

"Diskusi juga menyimpulkan akan menyurati pemberi award dan Kemendagri yang memberi award itu langsung ke Walikota Medan. Kita malu mendapat penghargaan yang nyata-nyata tidak sesuai kenyataan," tukas Saharuddin.

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/