Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
10 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
7 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
7 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
17 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Umum

Gelar Pahlawan Laksamana Malahayati akan Diumumkan Presiden

Gelar Pahlawan Laksamana Malahayati akan Diumumkan Presiden
Ilustrasi Laksamana Malahayati [istimewa]
Senin, 06 November 2017 09:01 WIB

JAKARTA - Pemberian gelar pahlawan nasional untuk Laksamana Malayahati rencananya akan diumumkan Presiden Joko Widodo sehari menjelang Hari Pahlawan Nasional di Istana Kepresidenan, Senin (9/11). Nama Malahayati menambah deretan tokoh perempuan Indonesia yang menyandang gelar pahlawan nasional.

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo yang menginisiasi pemberian gelar pahlawan untuk Malahayati ini mengaku berbangga karena Laksamana asal Aceh ini akan menambah satu role model tokoh perempuan Indonesia. Bila nanti diumumkan, Malahayati merupakan perempuan Indonesia ke-13 yang mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah.

“Ini sebuah kemenangan bagi kaum perempuan Indonesia. Meskipun jumlah pahlawan perempuan baru 13 dari total pahlawan nasional ada 172 orang, tapi kita patut berbangga,” kata Giwo Rubianto di sela-sela kegiatan jalan sehat dan doa lintas agama dalam rangka peringatan Hari Pahlawan di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (5/11).

Menurut Giwo, di zaman dahulu perempuan kerap terpinggirkan dalam sejarah. Selain dilarang ikut andil dalam politik, kegiatan yang dilakukan perempuan pun terbatas. Namun di daerah Aceh tidaklah demikian. Perempuan dan laki-laki tidak dibedakan. Inilah yang tergambarkan dari sosok Laksamana Malahayati.

Dalam catatan sejarah, Malahayati adalah putri dari Laksamana Mahmud Syah bin Laksamana Muhammad Said Syah. Sedangkan kakeknya merupakan putra Sultan Salahuddin Syah yang memimpin Aceh pada 1530-1539.

Malahayati adalah laksamana laut pertama di dunia. Ia digambarkan sebagai panglima perang Kesultanan Aceh yang mampu menaklukkan armada angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16 Masehi. Sebelum memimpin peperangan, Malahayati sempat mengenyam pendidikan akademi militer dan memperdalam ilmu kelautan di Baital Makdis atau Pusat Pendidikan Tentara Aceh.

Dalam suatu perang melawan Portugal di Teluk Haru, sekitar seribu orang Aceh tewas, termasuk Laksamana Muda Ibrahim, suami Malahayati. Sepeninggal suaminya, Malahayati membentuk armada yang terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam pertempuran melawan Portugis. Armada ini diberi nama Inong Balee atau Armada Perempuan Janda.

Inisiatif untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Malahayati pertama kali tercetus pada acara halal bihalal keluarga besar Kowani, 21 Juni 2016. Usulan ini disambut baik dan disetujui oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Di 2017, Kowani mulai mengusulkan nama Malahayati sebagai pahlawan kepada TNI Angkatan Laut, lalu menghubungi keturunan langsung Malahayati yang ternyata menetap di Nusa Tenggara Barat, dan memenuhi semua persyaratan yang diwajibkan untuk mengajukan gelar pahlawan nasional.

Sebelumnya Kepala Subdinas Sejarah Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Syarif Thoyib mengatakan, Malahayati adalah aset negara, khususnya bagi Angkatan Laut. Malahayati bukan cerita legenda yang turun temurun di masyarakat Aceh, melainkan tokoh nyata dalam sejarah yang bisa ditelusuri melalui berbagai data.

“Bagi Angkatan Laut, Laksamana Malahayati adalah tokoh sejarah yang nyata dan hidup. Karena pejuang di zaman dahulu rata-rata berasal dari kaum bangsawan. Juga banyak data lokal yang mengisahkan perjalanan hidupnya, dan diperkuat dengan data-data dari Eropa,” kata Syarif.

Editor:Kamal Usandi
Sumber:sp.beritasatu.com
Kategori:Aceh, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/