Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
18 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
18 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
17 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
17 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
13 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Benarkah Kecelakaan Setya Novanto Rekayasa dan Libatkan Oknum Wartawan Metro Tv?

Benarkah Kecelakaan Setya Novanto Rekayasa dan Libatkan Oknum Wartawan Metro Tv?
Istimewa.
Jum'at, 17 November 2017 12:09 WIB
JAKARTA - Bukan simpati yang muncul terhadap Ketua DPR Setya Novanto atas kabar kecelakaan yang dialaminya, justru cemohoan dan tudingan rekayasa. Karena memang tak sedikit kejanggalan yang mewarnai insiden tersebut.

Setnov dikabarkan mengalami kecelakaan pada Kamis (16/11) sekitar Pukul 19.00 WIB, di Jl Permata Berlian RT 02 RW 02, Kel. Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia mengendarai mobil Toyota Fortuner hitam B 1172 ZLO, yang belakangan diketahui mobil milik reporter Metro TV yang juga mantan ketua Press Room DPR.

Dalam kecelakaan tunggal yang menabrak tiang telepon itu, menurut pengacara Fredrich Yunadi, mengakibatkan kliennya luka parah, khususnya pada bagian kepala.

“Mukanya bengkak sebesar bakpao. Dibalut dengan perban,” kata Fredrich kepada wartawan, di RS Medika Permata Hijau, tadi malam.

Kecelakaan tersebut terjadi hanya beberapa jam menjelang kedatangan Setnov ke gedung KPK di Kuningan. Bahkan, hanya beberapa menit setelah Setnov melakukan wawancara langsung melalui telepon di Metro TV.

“Saya harusnya ke Gedung KPK, menemani Pak Novanto. Tapi saya ditelpon ajudan, katanya Pak Novanto kecelakaan,” kata Fredrich.

Dalam wawancara di Metro TV sekitar pukul 18.07 WIB, diawali penjelasan Muhammad Hilman, wartawan Metro TV bahwa dirinya sedang bersama Setnov.

“Iya, saya bersama Pak Novanto sejak pagi. Karena saya kejar beliau,” kata Hilman.

Belakangan diketahui, kecelakaan Setnov dengan menggunakan mobil Hilman tersebut. Sedangkan Hilman disebut-sebut berada di mobil, dan satu orang lainnya adalah ajudan Setnov. Tetapi menariknya, Hilman dan ajudan Setnov tidak mengalami luka. Pertanyaan lainnya, mengapa Setnov mengendarai mobil Hilman?

Arafik, petugas Asuransi Raksa yang menderek mobil yang ditumpangi Setnov kepada harian ini mengatakan, ia tidak melihat ada Setnov saat tiba di lokasi kejadian. “Saya hanya ketemu Pak Hilman, minta agar mobil dibawa ke bengkel. "Saya mau bawa ke Depok (bengkel Asuransi Raksa, red)," ujarnya.

Pengacara Fredrich kepada wartawan mengatakan, Setnov mengalami luka yang parah. “Bajunya berdarah-darah,” kata Fredrich.

Ketika ditanya wartawan bahwa keterangannya tidak sesuai dengan foto Setnov yang beredar, Fredrich mengatakan, foto Setnov mengenakan baju putih itu bukan Setnov. “Yang benar hanya foto yang  berbaju biru,” kata Fredrich.

KPK sendiri belum bisa memastikan siapa saja yang ada di dalam mobil bersama Setnov saat kecelakaan. Hanya saja, KPK memastikan akan mendalami hal itu guna mengetahui proses kecelakaan terjadi.

Termasuk juga memeriksa seluruh penumpang yang ada di dalam mobil. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada awak media, Kamis (16/11/2017) malam. Ia menjelaskan, sangat penting bagi KPK untuk mengetahui proses kecelakaan terjadi.

"Kalau memang terjadi benturan atau kecelakaan maka akan dilihat kondisi penumpang di dalamnya. Termasuk juga kondisi mobil yang ditumpangi," sebut Febri.

Toyota Fortuner bernopol B 1732 ZLO yang ditumpangi Setnov kini ditahan polisi. Mobil  diberhentikan paksa petugas Laka Lantas Polda Metro Jaya yang mencegat mobil itu di depan Simprug Gallery, Jalan Teuku Nyak Arif Nomor 10, Simprug, Jakarta Selatan, Kamis (16/11) malam.

Mobil Fortuner semula hendak diderek menuju bengkel Asuransi Raksa di kawasan Depok.

"Saya dapat instruksi dari atasan untuk olah TKP, tapi saya temukan ada mobil diderek mirip mobil yang dimaksud. Saya langsung berhentiin," kata Bripka Agus Stiyono, petugas Dirlantas Polda Metro Jaya kepada wartawan.

Soal tudingan bahwa kecelakaan ini adalah rekayasa untuk menghindari KPK, pengacara Fredrich malah mengaku curiga, justru kliennya yang sedang disabotase.

"Saya rasa ada sesuatu, diduga ada yang ngerjain," ujarnya.

Namun saat ditanya dasar apa yang menjadi dugaan tersebut, Fredrich berdalih agar awak media bertanya pada aparat kepolisian lalulintas. "Tanya ke Polisi, saya ini kan bukan dewa yang tahu segalanya," kilah Fredrich.

Ia juga menyebutkan, dugaan itu muncul karena sesaat sebelum kecelakaan terjadi, Setnov sudah berniat datang ke KPK. Namun saat di jalan justru celaka. "Itu naluri saja, pak Setnov kan baik sudah akan datang, tapi tiba- tiba celaka. Jadi kita boleh dong menduga," katanya.

Terkait kondisi terkini Setya Novanto, Fredrich mengatakan jika riwayat kesehatan terdahulu sangat mempengaruhi kondisinya saat ini. "Sangat berpengaruh sekali, dan saat ini pak Setnov sedang istirahat, karena besok rencananya akan dilakukan MRI," pungkasnya.

Sementara KPK menegaskan, kecelakaan Setya Novanto tidak menghalangi proses hukum yang tengah bergulir. Bahkan, KPK sebelum kecelakaan itu terjadi, sudah menetapkan status Setnov sebagai buronan. Menurut juru bicara KPK Febri Diansyah, KPK telah meminta polisi dan interpol memasukkan Setya Novanto dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sebelum kecelakaan itu terjadi.

"Setelah melakukan proses pencarian segala info yang kita terima, dicek validitasnya sampai akhirnya diputuskan setelah dibicarakan di internal KPK, dan sampai sekitar Maghrib kemudian kita tidak mendapatkan kedatangan atau penyerahan diri dari Novanto," ujar Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (16/1).

Akhirnya,  KPK mengirimkan tim ke Mabes Polri dan Interpol untuk memasukkan Setya Novanto dalam DPO.

"Akhirnya diputuskan pimpinan KPK mengirimkan surat kepada Mabes Polri kepada Kapolri dan Interpol dan mencantumkan nama yang bersangkutan di daftar pencarian orang (DPO). KPK menggunakan bantuan kepolisian untuk proses pencarian dan dapat dilakukan tindakan hukum yang lain," imbuh dia.

Saat kecelakaan terjadi, lanjut Febri, timnya juga langung mengecek ke TKP dan mencari tahu kronologi kecelakaan tersebut untuk memastikan kebenarannya.

"Kita mendengar kejadian malam ini, tim langsung cek ke sana untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, kronologis secara persis seperti apa, apa memang benar itu kecelakaan sehingga tidak bisa ikuti pemeriksaan," papar Febri.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:indopos dan jpnn
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/