Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
15 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
11 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
11 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
12 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Daripada Nunggu Dilengserkan, Agung Laksono Sarankan Setnov Mundur dari Ketua DPR

Daripada Nunggu Dilengserkan, Agung Laksono Sarankan Setnov Mundur dari Ketua DPR
Agung Laksono. (istimewa)
Kamis, 23 November 2017 22:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Rencana rapat MKD dengan Fraksi-fraksi pada hari Selasa (21/11/2017) batal dilaksanakan. Agenda yang akan membahas nasib Setnov sebagai Ketua DPR tersebut, tidak jadi lantaran muncul surat "sakti" yang ditandatangani Setya Novanto dari balik jeruji KPK.

Dari pengamatan GoNews.co, sedianya rapat tersebut akan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB, kemudian diundur menjadi 17.00 WIB. Namun tiba-tiba MKD membatalkannya dengan waktu yang belum ditentukan.

Terkait hal itu, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono meminta Setya Novanto agara sebaiknya tidak mengintervensi MKD, dan menyatakan mundur sebagai Ketua DPR RI.

Ia berpendapat, mundur akan mencerminkan adanya sedikit kehormatan dalam diri tersangka kasus korupsi e-KTP ini. Hal ini juga lebih baik, karena menurutnya, dalam sejarahnya tidak ada seorangpun Ketua DPR yang diturunkan dari jabatannya.

"Mungkin lebih baik dia yang menyatakan mundur dari Ketua DPR. Itu akan lebih elegan. Daripada dalam sejarah dicatat diberhentikan oleh MKD," kata Agung di Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2017).

Pernyataan yang sama juga ia lontarkan saat menghadiri acara diskusi di Kosgoro pada Rabu (22/11/2017) kemarin.

Lanjut Agung Laksono, pihaknya mengkhawatirkan adanya gerakan-gerakan terselubung di antara fraksi yang ada di DPR untuk menjungkalkan Setnov. Jika benar demikian, ia pun hanya bisa pasrah lantaran Partai Golkar tidak dapat mengintervensi fraksi-fraksi yang ada di parlemen.

"Saya khawatir, gerakan di DPR itu punya otoritas sendiri. Fraksi di luar Partai Golkar, di luar kewenangan kami. Tidak bisa memerintahkan fraksi yang lain. Sebelum itu terjadi, sambil meminta jangan buru-buru, sabar dulu," imbuh Agung Laksono. 

Selain Agung, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga sempat menyebut Setnov sebagai Ketua DPR yang terburuk selama era reformasi.

Pernyataan ini dilontarkan hanya beberapa jam sebelum Setnov mengalami kecelakaan di kawasan Jakarta , Kamis (16/11/2017). 

Ia menilai atas dasar pada tindakan Setnov yang kerap mangkir dari proses hukum yang berlaku, khususnya panggilan KPK terkait kasus korupsi e-KTP.

"Tindakan Setnov sendiri kontras dengan mantan Ketua DPR RI, Akbar Tanjung yang justru kooperatif ketika terlibat dalam kasus korupsi Bulog pada awal 2000-an. Sama halnya dengan Setnov, saat itu Akbar pun juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Mahfud.

Mahfud juga mengatakan,  Agung pun semakin meyakini jika Setnov harus turun dari tahtanya. Pasalnya, catatan tersebut akan bertambah buruk jika Setnov dilengserkan dari kursi DPR.

"Mungkin harus ada kesadaran sendiri Ketua DPR mundur dari jabatan,” ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/