Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
22 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
2
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
3
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
19 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
6
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Wakil Ketua MPR Ajak Broker Jaga Pancasila

Wakil Ketua MPR Ajak Broker Jaga Pancasila
Istimewa.
Rabu, 29 November 2017 11:50 WIB
JAKARTA - Di hadapan ratusan broker yang terhimpun dalam Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sudah final.

"Pancasila adalah payung bagi semua," ujarnya, Rabu (29/11/2017) di Jakarta.

Sebagai payung bagi semua maka Pancasila bisa menolak intervensi ideologi asing yang bertentangan. "Bangsa kita dikeroyok ideologi lain namun untung ada Pancasila. Saya meminta broker juga ikut menjaga Pancasila," tambahnya.

Dikatakan, saat ini kita sedang mencari pahlawan yang bisa mensejahterakan rakyat. Dirinya mengajak pada semua untuk membangun bangsa untuk memperbaiki perekonomian.

"Salah satu pihak yang ikut menentukan pembangunan ekonomi adalah asosiasi broker," ujarnya.

Dikatakan di Eropa dan Singapura, keberadaan broker disegani. "Broker bukan hanya penghubung antara penjual dan pembeli namun juga sebagai pelindung," ungkapnya.

Dari sinilah maka nilai broker sangat tinggi. Ia membandingkan di Singapura dengan jumlah penduduk 3 juta jiwa namun memiliki broker 28.000, sedang di Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa, broker tak lebih dari 1 juta.

"Sepertinya ada kesalahan sistem. Sudah 20 tahun kok baru segitu? Kalian terlalu sabar dan pasrah," tambahnya.

Hal demikian menurut Oesman Sapta tak boleh terjadi. Sebagai perantara antara penjual dan pembeli, broker harus mendaftarkan diri pada organisasi yang resmi.

"Kalau tidak berarti ia broker gelap sehingga yang dijual juga barang gelap," ungkapnya.

Di tengah massifnya pembangunan rumah, menurut Oesman Sapta, kehadiran broker dibutuhkan masyarakat. "Jadi peluang broker sangat tinggi," ujarnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/