Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
10 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
5 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
5 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Home  /  Berita  /  Umum

Peneliti: Butuh 80 Tahun Kembalikan Status Air Danau Toba ke Oligotrof

Peneliti: Butuh 80 Tahun Kembalikan Status Air Danau Toba ke Oligotrof
Para peneliti melakukan uji kimia pada sampel air sungai yang mengalir ke Danau Toba, di Sungai Sipiso-Piso, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Selasa (28/11/2017).
Kamis, 30 November 2017 18:43 WIB
MEDAN - Secara alami perairan Danau Toba mempunyai kemampuan untuk melakukan pembersihan sendiri dari pencemaran-pencemaran yang masuk ke dalam danau. Asal, tingkat pencemaran tidak melebihi daya dukung atau daya tampung danau itu sendiri.

"Misalnya, logam-logam berat yang masuk ke Danau Toba secara alami dapat terurai melalui tumbuhan air yang ada di danau, seperti eceng gondok. Begitu juga dengan tumbuhan yang masuk ke danau, ada ikan yang memakannya. Itu siklus alami yang terjadi di perairan secara umum, termasuk di Danau Toba yang diciptakan Tuhan," kata Prof Krismono, peneliti dari Badan Riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ketika dihubungi lewat seluler, Kamis (30/11/2017).

Prof Krismono bersama peneliti lainnya dari KKP saat ini sedang melakukan penelitian di kawasan Danau Toba mengatakan, besarnya pencemaran yang masuk melebihi daya dukung Danau Toba membuat siklus alami itu menjadi lambat.

Karena itu, kata Krismono, upaya pemerintah untuk menjadikan status trofik Danau Toba sebagai status oligotrof atau oligotrofik hampir tidak mungkin. Karena butuh waktu berpuluh-puluh tahun dan didukung dengan banyak hal.

Status trofik sendiri menurut dia, adalah status kualitas air danau berdasarkan kadar unsur hara dan kandungan biomassa fitoplankton atau produktivitasnya.

Di mana berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2009, status oligotrof total nitrogen (N) < 650 unit gram per liter (ug/l), total P

Editor:Fatih
Sumber:medanbisnisdaily.com
Kategori:Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/