Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
23 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
23 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
4
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
9 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
5
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
9 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  Umum

Wanita Remaja Penyandang Disabilitas Dilatih Menghadapi Bencana

Wanita Remaja Penyandang Disabilitas Dilatih Menghadapi Bencana
Remaja penyandang disabilitas dilatih tentang perubahan iklam dan bencana. [Ist]
Senin, 25 Desember 2017 08:01 WIB

BANDA ACEH - Sebagai bagian dari peringatan 13 tahun tsunami Aceh, tiga lembaga menginisiasi para wanita remaja disabilitas muda agar peka terhadap perubahan iklim, dan potensi bencana yang mengintai Aceh. Selain itu agar mereka menyadari pentingnya kesiapsiagaan sejak dini.

Kegiatan ini dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana, Lembaga Riset Natural Aceh dan Komunitas Sandal Jepit. Acara ini berlangsung sehari penuh di Escape Building Deah Glumpang dan menghadirkan beberapa pemateri dari FIM Aceh dan Hibeuna Unsyiah.

“Perubahan iklim dan bencana adalah sesuatu yang sangat memengaruhi kita, terutama terhadap kelompok berkebutuhan khusus. Hal ini sekecil apapun sangat memengaruhi aktivitas dan kebutuhan mereka,” kata Program Manajer YWU, Puteri Handika.

Oleh karena itu, diakatakan pihaknya mengadvokasi bahwa mereka memiliki hak untuk berkampanye dan menuntut pemangku kepentingan membuat perubahan dan tindakan untuk mengurangi dampak tersebut bagi mereka.

Ketua Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja, juga mengharapkan bahwa isu perubahan iklim bisa bersifat inklusi di Aceh. “Jika pemerintah, institusi, organisasi melaksanakan kegiatan-kegiatan bertema perubahan iklim dan mitigasi mohon melibatkan kelompok wanita  penyandang disabilitas, karena mereka adalah bagian rentan dari yang paling beresiko dari perubahan iklim,” katanya.

Editor:TAM
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/