Cerita Tentang Seekor Buaya di Duri dari Ditinggalkan Pemiliknya hingga Dibilang Mati
Penulis: Friedrich Edward Lumy
Agar tempat tinggal (kandang, red) buaya tetap basah dan aman, pemiliknya menutup bagian atas dengan teralis dari besi. Dan dibuat pembuangan air agar tidak penuh dengan air.
Seperti dikatakan Agus kepada GoRiau.com, usai evakuasi buaya tersebut oleh BBKSDA Riau dan Rimba Satwa Foundation mengatakan, bahwa dirinya sudah merawat buaya tersebut 2 tahun lebih sejak ditinggal pemilik lama.
"Pemilik yang lama pindah ke Kota Pekanbaru. Janjinya mau dibawa (buaya, red). Tapi barang-barang siap diangkat semua, buaya ditinggalkan. Pernah dibilang mati, pas dicek masih hidup," ungkap Agus yang membeli rumah tersebut dari pemilik lama, Kamis (28/12/2017).
Sehari-harinya, dikatakan Agus, buaya tersebut diberikan makan ikan segar. Buaya dengan berat sekitar 100 kilogram ini justru tidak menyukai daging sapi mentah.
"Pernah kita kasih ayam hidup, tapi tidak habis dimakannya. Kalau dikasih ikan, baru mau makan. Setiap hari saya belikan ikan seharga Rp20.000. Kebetulan di sebelah rumah ini ada kedai harian," ujar Agus yang mengenakan baju kaos berkerah.
Karena kewalahan dalam memberikan makan dan tubuh buaya semakin besar, Agus pun dirundung kecemasan. Ia berharap ada instansi terkait yang bisa melakukan evakuasi.
"Saya memcoba mengumpulkan informasi agar buaya ini bisa dievakuasi. Tapi, belum dapat hingga hari ini dievakuasi oleh BBKSDA Riau dan RSF," kata Agus seraya bersyukur buaya tersebut sudah dievakuasi dan sudah memiliki tempat baru yang lebih layak.
Pantauan GoRiau.com saat evakuasi, dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 09.30 WIB, hari ini. Evakuasi yang membutuhkan waktu setengah jam ini, mendapatkan perlawanan dari buaya.
Buaya diangkut menggunakan mobil operasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk dibawa dari Jalan Kayangan Gang Lembah Sari, Kota Duri, Kecamatan Mandau ke Lembaga Konservasi Kasang kulim di Kota Pekanbaru. ***
Kategori | : | Peristiwa |