Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
21 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
20 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
20 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
20 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
21 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
6
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
16 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Home  /  Berita  /  Umum

Lagi, Pupuk Bersubsidi ‘Hilang’ di Aceh Barat Daya

Lagi, Pupuk Bersubsidi ‘Hilang’ di Aceh Barat Daya
Foto ilustrasi. {Istimewa Net]
Kamis, 11 Januari 2018 16:32 WIB
Penulis: T Musnizar

BLANG PIDIE - Kelangkaan pupuk bersubsidi jenis NPK Ponskha, ZA dan SP-36 kembali terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Peristiwa klasik ini sangat meresahkan petani yang saat ini sangat membutuhkan pemupukan pada tanaman padi yang baru ditanam.

Dari informasi yang dihimpun GoAceh, selama Januari 2018 ini stok ketiga jenis pupuk bersubsidi tersebut tidak tersedia lagi di kios-kios pengecer resmi di dalam kabupaten setempat. Di sejumlah kios pengencer hanya tersedia pupuk urea, meskipun dalam jumlah terbatas.

Salah seorang petani di kawasan Suak, Marhaban mengaku dirinya sangat kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsisdi, baik jenis phonska 15-15 maupun jenis-jenis lainnya. “Kalau adapun harganya sangat mahal,” sebutnya.

Disebutkannya, pupuk bersubsidi yang ada di kios-kios pengencer saat ini dijual dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) mencapai Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per sak. “Banyak petani terpaksa membeli pupuk urea, itupun sangat terbatas,” katanya.

Kelangkaan pupuk bersubsidi itu, tambah Marhaban semakin menjadi-jadi akibat ulah pedagang yang tidak menjualnya pada warga yang membutuhkan dengan alasan pupuk tersebut harus diberikan dulu pada orang-orang yang lebih duluan menyetor uang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya, Muslim mengaku belum mengetahui jumlah jatah pupuk bersubsidi untuk kabupaten setempat pada tahun 2018. "Saya belum mengetahui jumlah pupuk bersubsidi jatah Abdya, sebab SK pupuk bersubsidi itu baru tadi diterima oleh Dinas, jadi nanti saya lihat, dan saya informasikan jumlahnya," singkatnya.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/