Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
9 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
5
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
4 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Petani Sergai Hasilkan Padi Organik

Petani Sergai Hasilkan Padi Organik
Disela-sela Launching Beras Sri Wangi Gapoktan Binaan BI Sumut di Desa Pematang Setrak, Kamis (18/1/2018).
Kamis, 18 Januari 2018 20:31 WIB
Penulis: Anita
MEDAN - Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sri Karya binaan Bank Indonesia (BI) sukses hasilkan budidaya padi organik di Desa Pematang Setrak, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai (Sergai).

Bahkan produk beras yang dihasilkan telah mendapat sertifikat pangan organik dan diberi merek Sri Murni. Beras organik ini telah menembus jaringan salah satu ritel modern di Medan, Yuki Supermarket.

Champion Leader Gapoktan Sri Karya Parlan Sibarani mengungkapkan, padi organik tersebut dibudidayakan dalam klaster seluas 8 ha dengan produktivitas 7 ton hingga 8 ton/ha.

"Nantinya lahan produksi akan diperluas dengan melibatkan kelompok tani yang lain," katanya dalam acara Pashing Out dan Launching Beras Sri Wangi Gapoktan Binaan BI Sumut di Desa Pematang Setrak, Kamis (18/1/2018).

Menurutnya, membudidayakan padi organik memang membutuhkan usaha yang lebih besar dibanding menggunakan sistem konvensional. Namun, hasilnya lebih memuaskan dari segi kualitas dan kuantitas.

Gapoktan Sri Karya sendiri merupakan binaan BI yang dalam beberapa tahun belakangan aktif membentuk klaster pangan di sejumlah daerah di Sumut. Selain padi organik, BI juga kini tengah mengembangkan klaster bawang merah dan cabai merah. Klaster-klaster itu dibentuk untuk menekan laju tekanan inflasi.

BI sendiri dalam menjalankan misi tersebut terus mendampingi petani mulai dari proses pembenihan hingga pasca panen. Adapun bentuk pendampingan yang diberikan berupa pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM, pemilihan bibit yang tepat, menyediakan fasilitas untuk kelompok tani hingga memberikan bantuan alat-alat pertanian.

"Ini semua kami lakukan agar petani bisa meningkatkan taraf hidup mereka dengan memproduksi produk-produk pertanian berkualitas," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Arief Budi Santoso.

Selain itu, BI juga membantu jangkauan pasar hasil produksi petani di sana dengan menggandeng Yuki Supermarket. Produk ini juga dijual di koperasi BI dan pengusaha binaan BI.

Dengan penjualan langsung tersebut, harga hingga ke tangan konsumen relatif lebih murah. Biasanya, harga beras organik bermain pada level Rp20.000 hingga Rp25.000/kg. Namun, harga beras produksi petani di sana dijual dengan harga Rp15.000 per kg karena dijual tanpa melalui tangan distributor.

"Kami ingin agar masyarakat mengenal beras organik dan segala manfaatnya terhadap kesehatan," pungkas Arief.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, Ekonomi, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/