Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
1 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
41 menit yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
47 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  Umum

Pemerintah Bahas Pencegahan Tanaman Ganja di Aceh

Pemerintah Bahas Pencegahan Tanaman Ganja di Aceh
ilustrasi
Selasa, 30 Januari 2018 20:12 WIB

JAKARTA - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menghadiri rapat pembahasan Grand Design Alternative Development (GDAD) Aceh, Selasa (30/01/2018) di kantor Bappenas Taman Suropati Jakarta.

Rapat bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), Bappenas, serta Kementerian Lembaga terkait itu turut dihadiri bupati Aceh Besar, Bireun, dan bupati Gayo Lues.

Program Alternative Development merupakan program yang didesain khusus untuk menurunkan dan mengganti tanaman narkotika dengan tanaman lain yang menguntungkan, dan program tersebut telah berhasil di berbagai negara penghasil tanaman narkotika.

Gubernur Irwandi Yusuf menyebutkan, untuk mengatasi masalah narkotika di Indonesia pada umumnya, dan khususnya di Aceh juga diperlukan pendekatan program Alternative Development yang disusun dalam sebuah kerangka Grand Design Alternative Development yang bertujuan untuk mengganti tanaman narkotika dan mengubah profesi penanam ganja menjadi petani dalam produksi unggulan.

“Karena dampak produksi ganja dan penyalahgunaannya secara multidimensi merugikan bangsa, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan bangsa,” ujar Irwandi.

Menurutnya, kegagalan mencegah dan menghadang ganja dari Aceh untuk tidak menyebar ke seluruh Indonesia menyebabkan produksi dan penyalahgunaan Ganja marak di mana-mana.

Pemerintah Aceh dengan program Aceh Troe, dan Aceh Meugoe sangat konsen pada upaya mensejahterakan masyarakat melalui pertanian dan perkebunan, sehingga untuk membina masyarakat yang selama ini terlibat menanam ganja akan dibimbing untuk menanam tanaman lain yang produktif, halal dan menjanjikan secara ekonomi.

Oleh karena itu diakui Gubernur, tujuan dari Grand Design Alternative Development (GDAD) adalah mengentaskan produksi ganja di provinsi Aceh terutama di tiga Kabupaten di Aceh sebagai daerah paling banyak ditemukan ladang ganja.

“Fokus program ini terdapat di tiga wilayah, masing-masing Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bireuen, karena tiga daerah ini yang paling banyak ditemukan tanaman ganjanya,” lanjutnya lagi.

Editor:Jamaluddin Idris
Kategori:Aceh, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/