Dipasung Selama 10 Tahun, Penderita Gangguan Jiwa di Pesisir Selatan Lumpuh
Saat Lisda datang menjengut dan berniat membawanya ke rumah sakit jiwa, pria paruh baya itu bertingkah seperti tak mengalami gangguan hiwa. Bahkan bisa berkomunikasi dengan lancar.
Setelah dilepas dari pasung yang mengisolasinya, kondisi Aciek tampak memprihatinkan. Karena kedua kakinya lumpuh dan tak bergerak.
"Aciek lumpuh karena dipasung, Sebab sering dianggap berperilaku aneh. Dan kondisi itu, terpaksa dilakukan dikhawatirkan pergi kemana-mana," ujar Lisda Rawdha di sela-sela menjemput Aciek.
Lisda menuturkan, kondisi Aciek tidak bisa dibiarkan terus diisolasi karena gangguan jiwa yang dialaminya. Aciek, harus ditangani serius dengan dirawat di rumah sakit jiwa untuk merawat kondisinya.
"Sudah persetujuan keluarga sendiri karena selama ini terkendala biaya. Dan saat ini kita akan uruskan BPJSnya, dan biaya transportasi sementara ini seperti makan kita yang tanggung melalui program dari Dunsanak Mambantu Dunsanak (DMD)," jelas Lisda.
Selain Aciek, masih ada 21 pasien gangguan jiwa lain yang perlu dibawa ke rumah sakit jiwa Padang.
"Semuanya yang terdata ada 22 data yang termasuk pasien yang gangguan jiwa yang di pasung. Hari ini 1 diantaranya Aciek yang kita bawa. Secara bertahap semua akan kita kirim juga, yang terpenting wadahnya jelas,"ungkap Lisda.
Lisda Rawdha tidak menginginkan, perawatan pasien gangguan jiwa di daerah itu hanya sampai pada tahap pengobatannya. Setelah pasien dinyatakan pulih, akan diberi wadah yang jelas agar kembali dapat diterima di tengah masyarakat.
"Kita juga berpesan pada keluarga dan tetangganya, saat pasien sudah kembali ke rumah untuk dapat diterima dan diperlakukan dengan baik. Termasuk juga ada pendampingan dari keluarga untuk mengawasi seperti mengontrol minum obatnya," ucap Lisda.
Editor | : | Jamaluddin Idris |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Umum |