Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
15 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
15 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
14 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Pengosongan Lahan Velodrome Gagal, DPRD Sumut : Masyarakat jangan Mengaku-ngaku

Pengosongan Lahan Velodrome Gagal, DPRD Sumut : Masyarakat jangan Mengaku-ngaku
Kamis, 15 Februari 2018 18:16 WIB
Penulis: Fatih
MEDAN - DPRD Sumatera Utara meminta kepada masyarakat yang menempati lahan velodrome (stadion balap sepeda) yang berada di Jalan Willem Iskandar agar segera mengosongkan lahan milik pemerintah. Pengosongan ini dilakukan menjelang persiapan Sumatera Utara menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON).

Namun, saat eksekusi berlangsung, Kamis (15/2/2018) pagi, penertiban yang akan dilakukan aparat gabungan batal digelar dikarenakan masyarakat mengklaim bahwa tanah itu milik Yayasan Kristen Gamaliel.

Menyikapi ini, Ketua Komisi E DPRD Sumut, Mustofawiyah meminta masyarakat segera mengosongkan lahan milik pemerintah.

"Itu tanah pemerintah kok. Masyarakat yang mengaku tanah itu (milik dia), gak ada suratnya itu. Gak usah mengaku-ngaku," tegasnya.

"Yang mengarahkan itu orang yang mau ributlah. (Itu tanah), Pemprov (Sumut), mereka (Dispora_RED) sudah lapor surat tembusannya bahwa mereka hari ini eksekusi, jadi masyarakat ini gak mau dieksekusi, mau jadi apa dia kok dibawa-bawanya pula SARA, tanah pemerintah kok," tegasnya kembali.

Masyarakat yang membawa isu SARA terkait pengosongan lahan itu diminta tidak beralasan. "Gak ada alasan, itu sudah putusan, bahwa itu harus segera dikosongkan, semua dipergunakan untuk keperluan PON," jelasnya

Dalam hal ini, dirinya mengimbau Dispora Sumut bahwa velodrome itu adalah tanah negara dan harus diambil.

"Sesuai peraturan di republik ini, kalau itu hak miliknya pemerintah, ya diambil. Jangan ada muncul isu-isu SARA dari yayasan segala macam, hanya sekadar menghalang-halangi supaya muncul SARA, gak da itu. Jangan pancinglah buat kemarahan, udahlah ikuti saja. Udah diingatkan kok, pakai prosedur kok mereka. Prosedurnya ikuti saja, pindahlah mereka dari situ," tegasnya lagi.

Sebagai wakil rakyat, DPRD Sumut tetap berpatokan pada peraturan yang ada di Republik Indonesia ini. "DPR ini kan berpatokan pada aturan yang ada, mereka punya surat tanah gak di situ? Kalau mereka tidak punya surat tanah bukti hak milik, ngapai dia bertahan? Statemen saya itu aja. Kalau aturannya sudah benar, gak usah bertahanlah. Masyarakat segera keluarlah dari situ," pintanya.

Sementara itu, puluhan masyarakat dengan menggelar spanduk menolak pengosongan lahan velodrome. Dari spanduk yang ada, mereka meminta kepada Baharuddin Siagian (Kadispora Sumut) untuk tidak mnnzalimi Yayasan Kristen Gamaliel.

Tak hanya itu, mereka meminta kepada Kadispora Sumut untuk tidak menimbulkan konflik SARA di Kota Medan.

Secara terpisah, Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda di Bidang Layanan Kepemudaan Dispora Sumut, Budi Syahputra, menyesalkan sikap pengunjuk rasa yang tidak nyambung dengan persoalan yang ada.

"Kami hanya menjalankan tugas yang diberikan negara. Kami sudah tanya, apa dasar hukum mereka atas lahan itu. Tapi tidak bisa dijelaskan. Malah menggeser isunya ke isu SARA," katanya.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/