Kemarau Landa Bireuen, Tanaman Padi 122 Hektare Terancam Mati
Penulis: Joniful Bahri
BIREUEN – Kemarau melanda Kabupaten Bireuen. Hal ini mengakibatkan 122 hektare tanaman padi seperti di Kecamatan Jeumpa terancam mati.
Pantauan GoAceh, Senin (19/2/2018), tanah lahan sawah milik petani kondisinyab mulai retak-retak seperti di Gampong Gampong Teupok Tunong dan Pulo Lawang.
Data diperoleh GoAceh, di Gampong Teupok Tunong terdapat 80 hektare lahan sawah dilanda kekeringan. Sementara di Gampong Pulo Lawang juga terdapat 42 hektare lahan sawah dilanda kekeringan.
“Kami khawatir jika ini akan berdampak terhadap masa pertumbuhan tanaman padi yang sudah berumur satu bulan lebih. Sebab sebagian tanaman padi sudah kering dan mulai kuning,” ujar seorang patani di Gampong Teupok Tunong, Armia.
Sekretaris desa itu, Saiful Amri, mengatakan, kekeringan ini sudah berlangsung lama. Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada respons pemerintah setempat. Warga khawatir lantaran sulitnya mendapat pasokan air.
“Bila hal ini terus terjadi, kemungkinan petani di wilayah ini akan gagal panen. Karena saluran irigasi berada sekitar 2 kilometer dari arah timur desa dan sangat sulit diperoleh air. Selama ini rata-rata petani mengandalkan air hujan,” terangnya.
Informasi tambahan, kekeringan ini juga melanda kawasan Kecamatan Gandapura.
“Kami terpaksa menyedot air dari parit dan mengairi ke sawah-sawah dengan pompa air, karena tanaman padi sangat membutuhkan air,” kata Ismail, petani Kecamatan Gandapura.
Kepala Dinas Pertanian Bireuen, Alie Basyah, mengaku telah mendapat informasi terkait hal itu. Dia juga mengakui kawasan Kecamatan Jeumpa kesulitan air.
“Sejauh ini belum ada solusi yang bisa kita upayakan mengatasinya. Ini kewenangan Dinas Pekerjaan umum melalui bagian pengairan sebagai penyedia air,” sebutnya.