Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
23 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
23 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
16 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
17 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
14 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  Umum

Kemarau Landa Bireuen, Tanaman Padi 122 Hektare Terancam Mati

Kemarau Landa Bireuen, Tanaman Padi 122 Hektare Terancam Mati
Petani di Gampong Tunong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen menunjukkan tanaman padi mereka yang mulai mengering, Senin (19/2/2018). [Joniful Bahri]
Senin, 19 Februari 2018 22:19 WIB
Penulis: Joniful Bahri

BIREUEN – Kemarau melanda Kabupaten Bireuen. Hal ini mengakibatkan 122 hektare tanaman padi seperti di Kecamatan Jeumpa terancam mati.

Pantauan GoAceh, Senin (19/2/2018), tanah lahan sawah milik petani kondisinyab mulai retak-retak seperti di Gampong Gampong Teupok Tunong dan Pulo Lawang.

Data diperoleh GoAceh, di Gampong Teupok Tunong terdapat 80 hektare lahan sawah dilanda kekeringan. Sementara di Gampong Pulo Lawang juga terdapat 42 hektare lahan sawah dilanda kekeringan.

“Kami khawatir jika ini akan berdampak terhadap masa pertumbuhan tanaman padi yang sudah berumur satu bulan lebih. Sebab sebagian tanaman padi sudah kering dan mulai kuning,” ujar seorang patani di Gampong Teupok Tunong, Armia.

Sekretaris desa itu, Saiful Amri, mengatakan, kekeringan ini sudah berlangsung lama. Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada respons pemerintah setempat. Warga khawatir lantaran sulitnya mendapat pasokan air.

“Bila hal ini terus terjadi, kemungkinan petani di wilayah ini akan gagal panen. Karena saluran irigasi berada sekitar 2 kilometer dari arah timur desa dan sangat sulit diperoleh air. Selama ini rata-rata petani mengandalkan air hujan,” terangnya.

Informasi tambahan, kekeringan ini juga melanda kawasan Kecamatan Gandapura.

“Kami terpaksa menyedot air dari parit dan mengairi ke sawah-sawah dengan pompa air, karena tanaman padi sangat membutuhkan air,” kata Ismail, petani Kecamatan Gandapura.

Kepala Dinas Pertanian Bireuen, Alie Basyah, mengaku telah mendapat informasi terkait hal itu. Dia juga mengakui kawasan Kecamatan Jeumpa kesulitan air.

“Sejauh ini belum ada solusi yang bisa kita upayakan mengatasinya. Ini kewenangan Dinas Pekerjaan umum melalui bagian pengairan sebagai penyedia air,” sebutnya.

Editor:Jamaluddin Idris
Kategori:Aceh, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/