Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
18 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
16 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
17 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
19 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
16 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Beginilah Cerita Dibalik Keangkeran Gunung Sinabung

Beginilah Cerita Dibalik Keangkeran Gunung Sinabung
Rabu, 21 Februari 2018 16:07 WIB

MEDAN - Gunung Sinabung bagi para pendaki gunung dikenal sebagai salah satu gunung keramat di Sumatera Utara. Tidak hanya orang Karo, berbagai pantangan masih berlaku di sekitar kawasan gunung ini. 

 

Misalnya pantangan mengkonsumsi daging babi atau anjing. Cerita itu sering dikait-kaitkan dengan mitos penjaga Gunung Sinabung yang menurut keyakinan sebagian masyarakat sekitar gunung adalah sesosok jin.

"Di tahun 90-an cerita ini sangat populer bagi para pendaki. Cerita-cerita itu membuat para pendaki berlaku hormat. Karena hormatnya mau ambil air di Lau Kawar saja harus minta izin dulu," kata Johannes Ginting, mantan ranger (penjaga) Gunung Sinabung.

Di Lau Kawar itu juga ada penghuninya. Namanya Nini Karo. Kalau mau ambil air ke Lau Kawar harus minta izin sama dia, katanya.

Bagi alumni ITM Medan ini, cerita itu bukan sekedar mitos. Kami orang Karo menganggap Gunung Sinabung ini sebagai gunung suci. Begitu juga dengan Gunung Sibayak. Terserah orang menilainya seperti apa yang jelas karena kedua gunung ini daerah Karo jadi subur. Katanya, masyarakat bisa hidup dari pertanian.

Sinabung itu termasuk baru bagi pendaki umum. Sebelumnya yang mendaki gunung ini kalangan terbatas. Antara lain dari kalangan tentara. Mereka sering latihan di gunung ini.

Terkait soal erupsi yang terjadi Senin (19/2/2018) pagi, bagi Johannes itu adalah pelajaran penting bagi masyarakat Sumatera Utara.

"Kalau dari sisi budaya itu kami anggap penghuninya Gunung Sinabung sedang marah. Tapi dari sisi sains itu hanyalah pengesuaian alam," ujarnya.

Editor:wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/