KSP Moeldoko Sambut Baik Undangan WEF untuk Presiden Jokowi
Penulis: Muslikhin Effendy
Hal tersebut disampaikan Moeldoko yang didampingi Staf Khusus Avanti Fontana dan Tenaga Ahli Kedeputian III Panji Ruky dalam pertemuan dengan Justin Wood di Kantor Staf Presiden di Binagraha, Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Justin, kehadiran Presiden Jokowi di WEF Davos 2019 akan memberi kesempatan Indonesia untuk menyampaikan visi dan apa yang tengah dikerjakan oleh pemerintah kepada masyarakat lingkup regional dan global. Dalam forum ini juga bakal hadir komunitas bisnis global yang memungkinkan mereka untuk berinvestasi di Indonesia.
"Penyelenggaraannya memang sangat dekat dengan pemilihan presiden. Tapi jika Presiden hadir, kami akan memberikan tempat yang terhormat. Ada banyak media dan TV, bakal dilihat oleh 50 juta orang di dunia. Sehingga kesempatan ini sangat penting untuk digunakan," kata Justin meyakinkan.
Dalam pertemuan yang hangat ini, Justin sekaligus juga mengundang Presiden hadir dalam ASEAN Summit–WEF di Hanoi. Tema yang akan diangkat adalah soal kewirausahaan berbasis ekonomi digital. Menurutnya, tema ini sangat pas dengan pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis digital seperti Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak yang terbukti sukses di indonesia.
"Saya lihat Presiden sangat berhasrat dan punya perhatian pada digital opportunity," ungkap Justin.
Menindaklanjuti dua agenda penting tersebut, Kantor Staf Presiden akan membuat tim kecil untuk membahas apa yang akan disampaikan Presiden. Fokusnya mungkin Nawacita dengan penekanan pada kesehatan, pendidikan, dan membangun dari pinggiran. Ini tentu inspirasi yang bagus untuk negara lain.
"Pendidikan misalnya menjadi perhatian Presiden dan telah menugaskan Kementerian Pendidikan untuk membenahi kurikulum. Agar lulusannya bisa menghadapi tuntutan dunia kerja," jelas Moeldoko.
Justin menyambut positif topik yang akan disampaikan, terutama soal pendidikan. Ini sejalan dengan salah tema yang bakal dibahas dalam WEF 2019 yakni bagaimana masyarakat dunia menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Ini adalah poin kritis karena keterampilan yang dibutuhkan di masa depan barangkali berbeda dengan keterampilan yang dibutuhkan saat ini.***
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta |