Menilik Suara Golkar untuk Syamsuar
Penulis: Ira Widana
Dalam Pemilihan Gubernur Riau 2018, Partai Golkar sudah mengambil sikap untuk menentukan jagoannya.
Sejumlah kader Golkar mencuat untuk menduduki kursi pucuk pemeritahan di Provinsi Riau diantaranya adalah Bupati Pelalawan, HM Harris, Bupati Indragiri Hulu (Inhu) Yopi Aryanto, Bupati Siak Syamsuar dan petahana Gubernur Riau, Arsyadjuliadi Rachman.
Namun belakangan Golkar memutuskan untuk mengusung petahana.
Pengamat politik, Saiman Pakpahan mengatakan dalam Pilkada Riau, secara sah Golkar memang mendukung petahana. Namun demikian secara langsung partai Golkar akan mendukung Syamsuar.
"Seperti kita ketahui Syamsuar adalah politisi murni Partai Golkar. Dari dulu dia memang orang Golkar dan pernah menjabat Ketua DPD Golkar Siak. Banyak kader kader Golkar yang mempunyai kedekatan emosional dengan Syamsuar. Jadi dalam Pilkada suara Golkar akan terpecah kemungkinan besar terjadi," kata Pengamat Politik Riau, Saiman Pakpahan Senin (12/3/2018).
Misalnya saja, di Kota Dumai, seorang tokoh sekaligus politisi dari dari Partai Golkar, Zainal Effendi menyatakan dukungan terhadap pasangan Syamsuar Edy Nasution di Pilkada Riau. Pernyataan orang penting politisi Dumai ini dilakukan saat Syamsuar melakukan kampanye dialogis di 'kota pelabuhan' itu.
Bahkan secara tak canggung, Zainal Efendi mengundang warga ke rumahnya untuk mendukung pasangan nomor urut 1 itu. Zainal juga siap menerima konsekuansi dari partainya karena dukungannya terhadap Bupati Siak itu.
Di Pelalawan misalnya, suara Golkar juga kemungkinan besar juga bisa pecah. Mengingat alotnya persaingan Harris dan Arsyadjuliandi Rahman dalam bursa penjaringan.
Dalam pertarungan alot itu, akhirnya Golkar menyingkirkan Harris. 'Suara' Harris untuk tidak mendukung petahana, tentu sangat kuat, demikian Saiman melanjutkan.
"Banyak hal yang membuat partai Golkar pecah di Pilkada ini. Apalagi politik itu tidak ada ideologi, partai tidak punya perekat untuk mengikat kadernya. Walau ada sanksi, namun hal itu tidaklah cukup," katanya.
"Politik itu tidak ada teman yang abadi, tapi hanya ada kepentingan pribadi. Di tingkat elit politik mendukung, di level bawah belum tentu. Jadi butuh perjuangan keras bagi petahana mendapat mesin Golkar sempurna, karena sebagian suara Golkar bisa ke Syamsuar," ulasnya.
Jika sebagian suara Golkar beralih ke Syamsuar, ini tentunya akan menambah amunisi bagi tiga partai pengusung yakni PAN, PKS dan NasDem.
"Syamsuar dan Golkar akan sama sama diuntungkan. Jika Syamsuar menang bisa saja ada deal politik dengan Golkar. Jadi Pilkada Riau, Golkar pasang 'dua kaki' sangat memungkinan apalagi jelang Pilpres (Pemilihan Presiden) dan Pileg (Pemili Legaslatif),"ucapnya. (Rls)
Kategori | : | Politik, Riau, GoNews Group |