Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
10 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
10 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
10 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
10 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
10 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
10 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Utang RI Melonjak Jadi Rp7.000 Triliun, BPI: Hati-hati Indonesia Bangkrut Seperti Zimbabwe Pak Jokowi

Utang RI Melonjak Jadi Rp7.000 Triliun, BPI: Hati-hati Indonesia Bangkrut Seperti Zimbabwe Pak Jokowi
Kemiskinan di Zimbabwe akibat banyaknya utang (foto internet)
Kamis, 22 Maret 2018 12:09 WIB
Penulis: Hermanto Ansam
JAKARTA - Menurut INDEF, utang luar negeri Indonesia diprediksi sudah tembus hingga Rp 7.000 triliun, angka ini sungguh fantastik, apalagiutang tersebut tidak dapat diasumsikan sebagai utang yang produktif.

Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, utang luar negeri Indonesia mendapat peringatan lampu kuning dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Pasalnya, menurut INDEF utang luar negeri Indonesia diprediksi sudah tembus hingga Rp. 7.000 T dan sesalnya utang tersebut tidak dapat diasumsikan sebagai utang yang produktif.

“INDEF atas hasil kajiannya bukanlah Asbun dan tidak dianggap kategori hoax, artinya ini adalah kritikan sehat dari publik untuk rezim Jokowi, dengan kebijakan utang untuk membangun infrastruktur nyatanya tidak membawa pertumbuhan ekonomi naik secara signifikan, hal tersebut bisa dikatakan kebijakan utang yang dibuat rezim Jokowi sia-sia,'' tutur Panji melalui siaran resminya kepada GoNews.co.

Panji menambahkan, dari utang yang dibuat oleh pemerintah Jokowi memang belum ada manfaatnya dan untuk saat ini hanya membebani APBN, karena negara harus membayar bunga utang setiap tahunnya ditengah anjloknya mata uang rupiah.

Hal tersebut jelas harus diperhatikan karena sudah banyak contoh negara-negara gagal atau bangkrut, akibat membangun infrastuktur dengan utang seperti Zimbabwe, Angola, Nigeria, Pakistan dan Sri Lanka, negara tersebut bangkrut dan mengganti mata uangnya menjadi Yuan seperti Zimbabwe yang tak sanggup membayar hutang kepada China, kemudian Sri Lanka yang menyerahkan pelabuhannya kepada China.

“Publik heran mengapa Jokowi lebih sering menanggapi kritikan-kritikan yang dianggap isapan jempol semata, akan tetapi persoalan fundamental seperti utang yang melonjak dan tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi, serta rendahnya penyerapan tenaga kerja tidak pernah disinggung oleh Jokowi diberbagai acara yang dihadiri. Justru masyarakat menginginkan Jokowi terbuka membedah untuk apa sebenenarnya utang luar negeri yang begitu besar ini, disaat hampir sebagian besar subsidi rakyat dicabut, terbukalah Pak Jokowi publik menantikan pemerintahan yang transparan mengenai kondisi bangsa sekarang ini, agar tidak menjadi bola panas yang dapat menimbulkan keresahan publik,'' tutup Panji. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/