Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
Olahraga
24 jam yang lalu
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
5 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tembilahan Alami Inflasi Tertinggi di Sumatera

Tembilahan Alami Inflasi Tertinggi di Sumatera
Ilustrasi. (Internet)
Senin, 02 April 2018 12:28 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau menjadi kota yang mengalami inflasi tertinggi di Pulau Sumatera dan tertinggi kedua di Indonesia selama periode Maret 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan, bahwa dari 82 kota di Indonesia yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) 57 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,10 persen, diikuti Tembilahan 1,38 persen, dan Tanjung 0,83 persen.

"Tembilahan inflasinya di atas Kota Pekambaru dan Dumai, karena bulan yang lalu terlampau rendah deflasi di Inhil belum nyampek inflasinya. Umumnya karena distribusi barang," kata Aden di Pekanbaru, Senin (2/4/2018).

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, diketahui inflasi di Pekanbaru tercatat sebesar 0,56 persen, dan Dumai sebesar 0,05 persen. Dengan total keseluruhannya, tiga gabungan kota tersebut menyebabkan inflasi sebesar 0,55 persen.

Lanjut Aden, inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,68 persen, diikuti kelompok sandang 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen, kelompok kesehatan 0,31 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,06 persen.

"Sedangkan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga justru relatif stabil," tandasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/