Soroti Persoalan TKI asal NTT, Emy Nomleni Bakal Fokus Perkuat Barisan Perempuan
Penulis: Muslikhin Effendy
"Sudah saatnya perempuan setara dengan laki-laki untuk memimpin NTT. Perempuan NTT sudah sangat siap," ujarnya, Jumat (11/5/2018) Kamis di Jakarta.
Hal ini ia ungkapkan, smenghadiri acara diskusi publik bertajuk "Perempuan Nusa Tenggara Timur dan Eksploitasi di Era Milenial yang digelar oleh Gerakan Kebangkitan Rakyat Nusa Tenggara Timur (Gebrak NTT) di Gado-Gado Boplo.
Emy pun mengajak perempuan NTT untuk bangkit. Karena menurutnya, sudah saatnya perempuan NTT berjuang dan tampil di hadapan publik.
"PDI-Perjuangan, sebagai parpol yang mengusungnya juga sudah siap mempersiapkan kader perempuan sebagai pemimpin. Kita harus mulai, karena kita juga bisa jadi pemimpin,” imbuhnya.
Dikesempatan yang sama, Emy juga mengakui jika saat ini NTT masih mengalami banyak persoalan besar yang harus diselesaikan, misalnya soal para pemburu devisa (TKI) asal NTT yang bekerja diluar negeri.
Menurut Emy, tak ada motivasi lain TKI harus mengadu nasib ke luar negeri selain untuk memenuhi kebutuhan standar ekonomi. Hal itu juga memicu pendidikan dan sumberdaya perempuan menjadi rendah.
"Sudah banyak tenaga kerja asal NTT dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa. Hal lain karena rendahnya pendidikan membuat anak tidak bisa berpikir apa yang bisa dilakukan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Emy berharap siapapun yang memenangkan Pilgub NTT harus memperhatikan persoalan mendasar ini khususnya Ekonomi dan Pendidikan. "Dua hal ini harus dituntaskan," tegas Emy
Untuk mengatasi hal ini, jika terpilih, Emy mengaku akan fokus kepada upaya pencegahan. "Selama ini kita bicara ketika persoalan sudah terjadi. Padahal yang paling penting adalah pencegahan. Yang harus dikerjakan adalah pencegahan, bukan ketika persoalan sudah ada. Kalau kerja seperti itu sudah tidak ada manfaatnya lagi," ujarnya.
Untuk upaya pencegahan tersebut, Emy berjanji akan perkuat memperkuat barisan perempuan di bidang pemberdayaan.
"Harus ada agenda khusus kepada perempuan dan anak. Didalamnya menguatkan peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi. Ekonomi yang dimaksud berbasis rumah tangga, supaya anak-anak tak bisa keluar daerah," pungasnya.
Dengan adanya pemberdayaan ekonomi, ia optimis masyarakat bisa mandiri dengan meningkatkan usaha-usaha di desa nya.***
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur |