Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
24 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
24 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
17 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
18 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
15 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  Riau
Berita Khusus Pilgubri 2018

Potensi Laut di Riau Pesisir Berlimpah tapi Nelayan Masih Miskin, Syamsuar Janji Bawa Perubahan

Potensi Laut di Riau Pesisir Berlimpah tapi Nelayan Masih Miskin, Syamsuar Janji Bawa Perubahan
Syamsuar, Calon Gubernur Riau nomor urut 1.
Senin, 14 Mei 2018 14:46 WIB
Penulis: Ira Widana
ROHIL - Setiap berkunjung ke daerah pesisir di wilayah provinsi Riau, Syamsuar calon gubernur Riau ini sedih karena masih melihat gubuk kusam yang terbuat dari kayu yang mudah lapuk dan sederhana yang menunjukkan guratan kemiskinan nelayan di wilayah pesisir itu.

Ironisnya, potensi sumber daya laut di negeri itu sangat berlimpah, seharusnya nelayan bisa lepas dari jeratan kemiskinan, namun mereka tetap miskin karena pihak luar datang menguasai hasil ikan tangkapan nelayan lokal dan membelinya dengan murah.

Penderitaan nelayan tradisional ini, diperparah ketika musim paceklik pada saat cuaca buruk seperti ombak besar, angin kencang sehingga nelayan tidak melaut. Jika tidak melaut maka tentu tidak ada penghasilan.

Selama ini masyarakat pesisir hanya mengandalkan tangkapan ikan, udang, cumi-cumi untuk dijual kepada toke dari pulau seberang, contohnya di Panipahan, Rokan Hilir.

"Pemerintah harusnya menata kebijakan pembangunan kelautan yang lebih banyak memperhatikan nasib nelayan tradisional. Jika nelayan-nelayan kecil ini dibina, maka mereka akan menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi di Riau ini," kata Cagub Riau nomor 1 belum lama ini.

Dikatakannya, sejumlah nelayan mengeluhkan kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan nelayan tradisional, karena hanya memihak pebisnis dan kontraktor perikanan yang bermodal besar. Tentunya ini berpotensi menyebabkan kriminalisasi nelayan.

"Kami berkomitmen mensejahterakan nelayan tradisional di Riau ini. Kebijakan yang ada akan kita tinjau ulang kembali. Karena kita melihat selama ini yang diuntungkan itu pemilik kapal, sementara nelayan kita hanya diposisikan sebagai buruh. Harusnya bantuan program untuk nelayan itu tepat sasaran," sebutnya lagi. ***

Kategori:Politik, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/