Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
20 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
2
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
20 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
3
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Umum
19 jam yang lalu
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
4
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
DKI Jakarta
19 jam yang lalu
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Akademisi: Pasangan Djoss Lebih Paham Persoalan Sumut dan Punya Konsep

Akademisi: Pasangan Djoss Lebih Paham Persoalan Sumut dan Punya Konsep
Pasangan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara, Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus terlihat kompak saat acara debat publik kedua yang digelar KPU Sumut di Hotel Adi Mulya.
Senin, 14 Mei 2018 15:05 WIB
Penulis: Rel
MEDAN - Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus diyakini lebih mengetahui pokok persoalan yang dihadapi provinsi ini.

Hal ini dikatakan Dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Muhammad Iqbal yang menyikapi hasil debat publik kedua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut dengan tema 'Pembangunan yang Berkeadilan dan Kesetaraan', yang digelar di Ballroom Hotel Adi Mulia, Medan.

"Paparan awal yang diberikan pasangan Eramas terlihat tidak konkret. Paparan lebih menekankan pembangunan ekonomi yang dibagi menjadi ekonomi dan non-ekonomi dan menyajikan data jumlah kemiskinan. Paparan awal pasangan Djoss langsung menggunakan media bantu visual. Terasa pasangan ini ingin menunjukan kepada publik, bahwa mereka sudah memiliki ide dan konsep yang dapat dilakukan jika terpilih nanti," ungkap Iqbal, Senin (14/5/2018) di Medan.

Iqbal menjelaskan, bagi pasangan Djoss, Pembangunan yang Berkeadilan dan Kesetaraan itu berkaitan dengan adil secara struktur pendapatan dan wilayah. Sementara itu kesetaraan berkaitan dengan membangun tanpa membedakan serta memiliki prioritas terhadap perempuan.

"Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, pembangunan Sumut perlu percepatan keadilan dan pemerataan," tuturnya.

Bahkan, Iqbal menilai, kejutan terjadi saat Djarot melontarkan pertanyaan kepada Edy soal stunting, yang menjadi isu nasional mengenai  tumbuh kembang anak yang lambat.

"Edy terlihat benar-benar tidak menguasai persoalan yang sensitif yang sebenarnya persoalan stunting sudah menjadi persoalan secara nasional," ungkap Iqbal.

Secara keseluruhan debat kedua ini, dirinya menilai, bahwa Paslon Eramas terlihat kaku dan tidak menyentuh pokok visi misi dan persoalan yang dihadapi Sumut. Di mana, argumentasi atau tanggapan kurang menyentuh persoalan, sangat normatif, tidak menguasai masalah, terlalu konseptual dan teoritis serta kurang konkret.

"Sedangkan Djoss, tidak normatif melainkan pemberian solusi. Djoss pasangan dinamis, terlihat pembagian antara Djarot dan Sihar. Tanggapan atau jawaban lebih menyentuh persoalan dan konkret, memiliki konsep yang dapat diimplementasikan," pungkas Iqbal.

Debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumut itu guna mengetahui pemaparan visi misi dan program masing-masing Paslon, agar menjadi penilaian dan penguatan masyarakat untuk menentukan pilihannya di Pilkada Serentak 2018 Sumatera Utara 27 Juni 2018 mendatang. ***

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/