Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
24 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
21 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
19 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Hati-hati Makanan Buka Puasa yang Mencolok

Hati-hati Makanan Buka Puasa yang Mencolok
ilustrasi/net
Jum'at, 25 Mei 2018 19:29 WIB
Penulis: Anita

MEDAN - Menjamurnya pedagang jajanan di bulan suci Ramadan di setiap sudut Kota Medan, tentunya produksi dan permintaan mengalami peningkatan. Untuk itu, masyarakat harus peka dan mencurigai makanan berbuka puasa dengan campuran sakarin dan warna yang mencolok.


Seperti yang dikatakan Ahli Gizi dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi., Sp.GK di mana makanan-makanan dengan campuran sakarin atau pemanis buatan biasanya ada di minuman atau makanan cair sangat tinggi dan sering meninggalkan rasa pahit.

"Rasa pahit akan terasa dan kering dikerongkongan setelah minum minuman dengan pemanis buatan dengan jumlah banyak. Sehingga rasa dahaga tidak terpenuhi dan ingin minum dengan air putih yang lebih banyak lagi," katanya, Jumat (25/5/2018).

Sakarin sendiri, sambungnya merupakan pemanis buatan yang mampu memberikan rasa manis 550 kali lebih manis dari gula biasa. Sakarin banyak digunakan sebagai pengganti gula karena harganya yang lebih ekonomis.

"Bahkan terlalu banyak mengonsumsi pemanis buatan ini dapat membuat pertumbuhan kanker di dalam tubuh. Sakarin dikeluarkan melalui urin, sifatnya tidak ditumpuk di dalam tubuh dengan kemanisan yang tinggi. Asupan yang dapat diterima adalah 5 mg/kg berat badan, rata-rata untuk menggantikan 1 sendok teh gula adalah 12 mg saja. Maka bila terlalu berlebihan adalah dapat memicu terjadinya kanker," pungkasnya.

Sedangkan untuk pewarna makanan, tambahnya untuk menandainya adalah warna makanan terlihat sangat cerah dan mencolok. Adanya rasa pahit baik diawal memakan makanan atau pun setelah makanan selesai dikunyah, bagi yang tidak cocok akan menimbulkan rasa gatal, bau tidak alami, warna makanan berbekas di lidah, bibir, atau kulit.

"Seringnya warna makanan yang mengandung pewarna makanan juga seragam untuk setiap bahan makanan, sedangkan yang alami seringkali tidak seragam tergantung jumlah dan jenis pewarna alami yang digunakan," tutupnya mengingatkan.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/