Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
24 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
5
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
6
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
4 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Sidikalang, Petani: Jangan Beri Kami Bibit Asal-asalan

Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Sidikalang, Petani: Jangan Beri Kami Bibit Asal-asalan
Senin, 04 Juni 2018 10:08 WIB
Penulis: Rel
DAIRI - Ingin kembalikan kejayaan kopi Sidikalang, petani kopi harapkan perhatian dan aksi nyata pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

"Dulu, Sidikalang sangat terkenal dengan kopi, sekarang meredup. Ada keinginan untuk mengembalikan itu lagi, mengembalikan Kopi Sidikalang agar dikenal lagi. Dulu, banyak petani yang sejahtera dari kopi, sekarang tidak lagi," ungkap pemilik Poda Coffee saat bertemu Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sihar Sitorus di gudang kopi miliknya di Kampung Hutatika Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi.

Diakuinya, kopi Sidikalang memiliki kualitas tinggi. Inilah yang menjadikan kopi Sidikalang tak hanya dikenal di Indonesia saja, namun juga mancanegara.

"Banyak bibit kopi di sini berkualitas dan sudah dipasarkan di beberapa negara. Seperti di Belanda, Inggris, Amerika dan Korea. Sekarang, tiap kopi yang diproduksi, wajib menggunakan nama Sidikalang. Ini keinginan kita," aku Samuel Sihombing yang juga pengrajin kopi itu.

Nah, meredupnya kopi Sidikalang sekarang ini, Samuel menyebutkan, tak terlepas dari inkonsistensinya petani kopi dalam menjaga kualitas. Ini juga tak terlepas dari keseriusan pemerintah dalam menjaga dan memajukan kopi Sidikalang menjadi primadona.

"Dikasih bibit kopi kepada petani, tapi tidak melihat kualitasnya dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bibit diambil sembarangan, akhirnya petani kecewa karena hasilnya," jelasnya kepada pendamping Djarot Saiful Hidayat itu.

Dilansir dari berbagai sumber, kopi Sidikalang sudah terkenal akan cita rasanya yang mantap, bahkan bukan hanya di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Salah satu pesaing kenikmatan kopi Sidikalang adalah kopi Brazil, yang menjadi salah satu primadona kopi terbaik di dunia.

Menurut para ahli kopi, kekhasan kopi Sidikalang didapat dari kombinasi hawa dingin dan jenis tanah di kawasan Bukit Barisan dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Di Sumatera Utara terdapat tiga daerah penghasil kopi terbaik yaitu Lintongnihuta, Mandailing, dan Sidikalang.

Kopi Sidikalang memang sejak dahulu sudah terkenal sebagai jenis kopi yang memiliki kualitas biji yang bagus dan dikenal hingga ke berbagai mancanegara. Kopi dari daerah ini terkenal dengan aroma dan memiliki rasa yang khas yang dipuji oleh pecinta kopi sebagai salah satu sumber kopi terbaik di dunia.

Bahkan di Indonesia sendiri, biji kopi Sidikalang sudah dikenal sebagai biji kopi yang terjamin kualitasnya. Sehingga, memiliki harga yang tinggi di pasaran. Bahkan, kopi Sidikalang pernah dinobatkan menjadi kopi resmi Sidang Umum MPR pada tahun 90-an.

Namun, lanjut Samuel, keseriusan pemerintah ini sepatutnya harus melihat secara keseluruhan. Sebab, persoalan tak hanya pada terletak pada kualitas biji kopi semata, ketekunan petani dalam proses untuk mendapat hasil kualitas. Namun, hal utama adalah persoalan infrastruktur.

"Pemerintah sebaiknya fokus pada infrastruktur dulu. Perbaiki infrastruktur, untuk memudahkan petani kopi memasarkan kopinya. Jangan langsung memberi bibit yang tidak diketahui kualitasnya," pungkasnya. ***

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/