Perpatri Riau Pastikan 2 Busur Tradisional dan Anak Panah yang Diamankan Densus 88 Tidak Berkaitan dengan Aksi Terorisme di Kampus Unri
Penulis: Barkah Nurdiansyah
Terkait dengan dua busur tradisional dan beberapa anak panah yang menjadi barang bukti saat penangkapan tiga terduga teroris yang merupakan alumni Unri itu, Persatuan Panahan Tradisional Indonesia (Perpatri) Riau memastikan busur panah tersebut tidak ada kaitannya dengan para terduga teroris.
"Setelah tersiar kabar dua busur panah tradisional yang ditemukan di Gelanggang Mahasiswa Unri, kita langsung mencari tahu karena kita sangat mengenal busur tersebut," kata Urip Riyanto selaku Ketua Perpatri Riau.
"Ternyata dua busur tradisional dan beberapa anak panah yang diamankan oleh pihak kepolisian saat penangkapan terduga teroris itu merupakan milik Mapala Unri dan tidak ada hubungannya dengan teroris," tegas Urip saat berbincang dengan GoRiau.com.
Urip melanjutkan, dalam memanah, selain merupakan olahraga yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad bagi umat muslim, bagi para pemanah ada adab-adab maupun etika yang tidak boleh dilanggar saat menggunakan busur dan anak panah.
"Memanah itu ada adabnya, jangankan digunakan untuk aksi kriminal, diarahkan kepada makhluk hidup seperti pepohonan dan hewan tidak boleh. Apalagi diarahkan ke manusia meski bercanda tidak dibolehkan," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, selain empat bom rakitan siap ledak, aparat Densus 88 Anti-Teror yang di-backup Polda Riau juga mengamankan beberapa barang lainnya saat penggeledahan di Gelanggang Mahasiswa FISIP Unri.
Barang-barang itu, antara lain delapan macam serbuk (Peledak, red) yang sangat sensitif serta empat bom rakitan yang siap diledakkan. Selain itu disita pula dua busur panah dengan delapan anak panah dan senapan angin.
Itu, diungkapkan langsung oleh Kapolda Riau Irjen Nandang dalam jumpa persnya di Mapolda pada Sabtu (2/6/2018) malam. Untuk bom rakitan sendiri, sudah dijinakkan oleh Gegana Satbrimobda Polda Riau.
Sementara ketiga orang terduga teroris, masing-masing berinisial Z, D dan K turut diamankan dan dimintai keterangannya oleh aparat. Mereka adalah alumni Unri, dan bukan mahasiswa.***