Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
18 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
16 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
17 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
19 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
16 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

REI: Bisnis Rumah Komersil di Sumut Masih Stagnan

REI: Bisnis Rumah Komersil di Sumut Masih Stagnan
Jum'at, 08 Juni 2018 14:17 WIB
MEDAN - Jika saat ini bisnis rumah subsidi di Sumut terus bergairah, namun tidak demikian di segmen rumah komersil. Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Sumut, Andi Atmoko Panggabean, mengatakan bisnis rumah komersil stagnan.

"Wah kalau di bisnis di segmen rumah komersil Sumut saat ini stagnan, beda dengan subsidi yang terus bergairah," kata Andi Atmoko Panggabean menjawab wartawan usai buka puasa REI Sumut bersama 1.200 anak yatim di Ballroom Istana Koki Medan.

Andi Atmoko mengatakan beberapa hal yang mendasari stagnannya rumah komersil adalah daya beli. Faktanya di lapangan adalah bahwa daya beli masyarakat di sektor komersil melemah.

"Kondisi sekarang ya mungkin orang lebih memilih urusan anak ya urusan sekolah atau urusan yang lebih penting dulu daripada beli rumah," katanya.

Kemudian karena masalah pajak. Menurutnya pajak progresif yang dikenakan membuat masyarakat konsumen berpikir ulang membeli rumah komersil.

"Kalau mau beli rumah untuk investasi ya di situ kenanya dipajak progresif, beda dengan rumah subsidi yang memang untuk kali pertama memiliki rumah," sebutnya.

Hal yang juga mendasari karena suku bunga KPR yang kurang mendukung. Saat ini bunga KPR di angka 12% per tahun. Suku bunga itu tergolong tinggi. "Idealnya ya 8% per tahun, kalau itu ya pasti rumah komersil bergairah," sebut Andi Atmoko.

Karena stagnannya bisnis rumah komersil tersebut, mendorong para pengembang menggeluti bisnis perumahan subsidi meskipun sebagian tetal bermain di segmen komersil sambil menunggu dan melihat perkembangan pasar.

Sebelumnya Direktur Sales & Marketing Wiraland Property Group Medan, Jenny Lok, mengatakan jika pasar bisnis rumah menengah ke atas sepi. "Ada yang beli ya ada sih tapi satu dua gitah," kata Jenny Lok akhir pekan kemarin.

Karenanya saat ini Wiraland selektif untuk bermain di segmen menengah ke atas. "Di saat pengembang yang lain saat ini ngga berani muncul mungkin, tapi kalau kami masih eksis meskipun kami harus lebih selektif menyediakannya," sebutnya.

Namun diakuinya jika trend bisnis rumah murah komersil menengah ke bawah masih bertumbuh. Karenanya Wiraland sendiri juga fokus menggarap bisnis segmen rumah menengah ke bawah.***

Editor:Wen
Sumber:Analisa
Kategori:Sumatera Utara, Ekonomi
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/