Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
22 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
22 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
21 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
19 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Pesan Kader Demokrat dari Desa: Wahai Para Elite di Jakarta, Sudahilah Politik Saling Sandera

Pesan Kader Demokrat dari Desa: Wahai Para Elite di Jakarta, Sudahilah Politik Saling Sandera
Jum'at, 10 Agustus 2018 01:52 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Keputusan Prabowo Subianto mengambil Sandiaga Uno membuat Partai Demokrat meradang.

Alhasil posisi Demokrat malam ini, Kamis (9/8/2018) belum bisa dipastikan akan ke kubu Jokowi atau Prabowo.

Atas sikap Demokrat yang sempat menolak Sandiaga Uno, sejumlah kader Demokrat di daerah pun turut berkomentar.

Salahsatunya adalah Ketua DPC Demokrat Rokan Hulu Riau, Kelmi Amri.

Kepada GoNews.co, Kelmi yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Rokan Hulu itu, menyuarakan isi hatinya untuk mnyudahi politik saling Sandera yang dilakukan para elite di Jakarta.

"Karena politik harus memilih pahit dan manisnya akan selalu ada pilihan. Tapi pesan dari desa ini, wahai Para Elit Politik Jakarta Sudahilah Politik Saling Sandera," ujar Kelmi.

"Malu kita di tonton rakyat semua akan rugi bila saling sandera. Sekalipun Politik itu adu strategi dan adu argumentasi, tapi sudahilah politik saling sandera Itu," paparnya.

Menurut Kelmi, 'Politik Saling Sandera' itu tidaklah produktif bagi Kepentingan Nasional. "Saya sangat meyakini skenario di detik Akhir ini akibat 'Politik Saling sandera'. Bagi kami Demokrat dari awal sudah disampaikan SBY bahwa soal Wapres itu Tidak mesti AHY. Tapi carilah pasangan yang ideal," tandasnya.

Bukan berarti juga Demokrat menganggap Sandiaga Uno tidak kapabel, tapi ini kata Kelmi, adalah keputusan di luar skenario yang diakibatkan tersanderanya Prabowo.

"Ending sebuah koalisi itu adalah berjuang menuju kemenagan dan Itu harus didukkan secara bersama, bukan sebagian pihak saja. Ini sangat menyedihkan sekali bagi kami," urainya.

Berkoalisi itu kata Kelmi, harus dengan santun yang meletakkan kepentingan bangsa di atas segala-galanya.

"Bila itu sudah dijadikan pondasinya, siapapun yang disepakati itu akan diterima semua pihak. Tapi bila dominan kepentingan golongan yang dikedepankan, makan tatanan akan rusak. Karena atas hasil yang dicapai hanya dinikmati golongan yang dominan serta tidak seutuhnya untuk kepentingam bangsa," tukasnya.

"Saya pastikan SBY dan Demokrat tidak salah. Karena kami tulus dari awal atas nama kepentingan bangsa, yang disemangati oleh ketum kami sampai Ke daerah," timpalnya.

Sekalipun dalam perjalanan komitmen koalisi yang dibangun ada Ikhtiar AHY untuk merebut hati rakyat dan merebut hati partai koalisi, tapi bukanlah sebuah keharusan.

"Bila dalam perjalanannya setelah dirembugkan ada pilihan yang tepat, tentunya Demokrat akan menerima Itu dengan sikap yang baik," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/